WHO Buat Pusat Alih Teknologi Vaksin mRNA di Korea, RI Bisa Produksi

Desy Setyowati
24 Februari 2022, 06:24
WHO, vaksin covid-19, vaksin corona, vaksin covid, korea selatan, teknologi
WHO
WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendirikan pusat pelatihan biomanufaktur global di Korea Selatan. Indonesia menjadi salah satu negara penerima transfer teknologi pembuatan vaksin Covid-19 dengan platform mRNA.

Pusat pelatihan biomanufaktur di Korea Selatan itu akan melayani semua negara berpenghasilan rendah dan menengah yang ingin memproduksi produk biologi, seperti vaksin, insulin, antibodi monoklonal, dan pengobatan kanker.

Advertisement

WHO membuat pusat pelatihan biomanufaktur itu bersama pemerintah Korea Selatan dan akademi WHO. Ini dilakukan setelah membangun pusat transfer teknologi vaksin mRNA global di Afrika Selatan.

Bangladesh, Indonesia, Pakistan, Serbia, dan Vietnam akan menerima teknologi mRNA dari hub transfer teknologi tersebut. Dengan begitu, bisa ikut membuat vaksin Covid-19 dengan platform mRNA.

“Salah satu hambatan utama keberhasilan transfer teknologi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yakni kurangnya tenaga kerja terampil dan sistem peraturan yang lemah,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan pers, Kamis (23/2).

Dengan membangun keterampilan tersebut, WHO optimistis bisa memastikan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dapat memproduksi produk kesehatan yang dibutuhkan sesuai standar kualitas yang baik. “Maka, mereka tidak lagi harus menunggu di ujung antrian,” katanya.

WHO menyatakan akan memberikan dukungan kepada semua responden. Namun saat ini, memprioritaskan negara-negara yang tidak memiliki teknologi mRNA tetapi sudah mempunyai beberapa infrastruktur dan kapasitas biomanufaktur.

Mereka bakal mengadakan diskusi dengan negara-negara lain yang tertarik. Penerima teknologi mRNA lainnya akan diumumkan dalam beberapa bulan ke depan.

Pemerintah Korea Selatan menawarkan fasilitas di luar Seoul yang telah melaksanakan pelatihan biomanufaktur untuk perusahaan di negara ini. Kini, akan diperluas operasinya untuk menampung peserta pelatihan dari negara lain.

Fasilitas itu bakal memberikan pelatihan teknis dan langsung tentang persyaratan praktik operasional dan manufaktur yang baik. Akademi WHO akan bekerja dengan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea untuk mengembangkan kurikulum komprehensif tentang biomanufaktur umum.

“Hanya 60 tahun yang lalu, Korea adalah salah satu negara termiskin di dunia,” kata Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan Kwon Deok-cheol. “Dengan bantuan dan dukungan dari WHO dan komunitas internasional, kami bertransisi menjadi negara dengan sistem kesehatan masyarakat dan bio-industri yang kuat.”

Secara paralel, WHO mengintensifkan penguatan sistem regulasi melalui Global Benchmarking Tool (GBT). Ini merupakan instrumen yang menilai tingkat kematangan otoritas regulasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement