Ratusan Ribu Tautan Grup WhatsApp Beredar di Google, Ada PNS Kemenkeu
Jurnalis Deutsche Welle Jordan Wildon menemukan puluhan ribu tautan Grup WhatsApp yang beredar di mesin pencari Google. Salah satu grup yang bisa diakses di Google Search berjudul ‘Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Keuangan’ Indonesia.
Tautan tersebut bahkan memuat nomor telepon 14 anggotanya. "Saya memeriksa ribuan grup WhatsApp secara online, untuk mencari celah keamanan, tetapi yang saya temukan yakni detail tentang kehidupan publik dan pribadi semua orang," kata Wildon melalui akun Twitter-nya @JordanWildon, Kamis (27/2).
Wildon memilih 1.000 tautan secara acak. Sebanyak 427 di antaranya aktif. Bahkan, meski tidak bergabung dengan grup itu, Wildon bisa mengetahui judul, deskripsi, gambar hingga nomor telepon anggotanya.
(Baca: Keamanan Diragukan, Pengguna WhatsApp Justru Tembus 2 Miliar)
Ia khawatir, tautan grup WhatsApp yang beredar itu membahayakan pengguna yang data pribadinya ikut tersebar. Apalagi 427 grup yang aktif itu mendeskripsikan kelompok siswa, peserta pelatihan medis, kampanye politik, bisnis, pornografi, dan pekerja seks.
Selain grup bertajuk PNS Kemenkeu, Wildon menemukan grup pendukung Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Ada juga grup dengan deskripsi kelompok teroris dan pornografi pada anak.
Bahkan, Analis App Reverse Jane Wong menemukan lebih dari 470 ribu tautan grup WhatsApp di Google Search. Kata kuncinya yakni ‘site:chat.whatsapp.com'.
(Baca: Dinilai Monopoli Medsos, Elon Musk hingga Selena Gomez Sindir Facebook)
Kepada Deutsche Welle, WhatsApp mengatakan bahwa perusahaan memiliki kebijakan terkait pelecehan seksual terhadap anak. Perusahaan melarang keras pengguna untuk berbagi konten yang mengeksploitasi atau membahayakan anak-anak.
Pengembang aplikasi media sosial itu juga menangguhkan sekitar 250 ribu akun setiap bulan yang dicurigai berbagi gambar eksploitasi anak-anak. Tindakan itu berdasarkan laporan pengguna dan semua informasi yang tidak terenkripsi.
WhatsApp juga menjelaskan alasan menunjukkan nomor pengguna secara lengkap di grup. “Ini untuk keselamatan pengguna, dengan cara itu mereka tahu siapa yang akan menerima pesan mereka," kata WhatsApp, dikutip dari Deutsche Welle.
(Baca: Para Pejabat PBB Diimbau Tak Pakai WhatsApp karena Dinilai Tak Aman)
Juru bicara Facebook dan WhatsApp Alison Bonny mengatakan, melalui surat elektronik, semua konten yang dibagikan ke saluran publik termasuk grup WhatsApp memang dapat ditelusuri. "Pengguna ingin berbagi secara pribadi dengan orang yang mereka kenal dan percayai. Itu tidak seharusnya diunggah di situs web yang dapat diakses publik," kata dia, dikutip dari The Verge.
Melalui akun Twitter pribadinya, Public Liaison Search Google Danny Sullivan mengatakan mesin pencari seperti Google Search memang bisa mencantumkan halaman atau tautan dari publik. "Itulah yang terjadi di sini. Tidak ada bedanya dengan kasus apa pun di mana situs mengizinkan URL untuk didaftar secara publik," kata dia.
Di Indonesia, WhatsApp merupakan salah satu aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan. Hal itu terlihat data databoks berikut:
(Baca: Waspada, Bug WhatsApp Bisa Curi Data Pribadi Pengguna Melalui Komputer)