Saingi GoFood, Grab Perkuat Tim Riset Terkait GrabFood di Indonesia
Perusahaan penyedia layanan on-demand Grab berencana memperkuat tim riset dan pengembangan (Research and Development/R&D) terkait GrabFood di Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendanaan yang baru diperoleh dari Softbank.
“Indonesia selalu menjadi pasar strategis bagi Grab. GrabFood menjadi sinyal pertumbuhan operasi kami di negara ini. Selain itu, kami ingin menggandakan tim talenta dan memperkuat R&D untuk mendukung operasi bisnis," kata Kepala GrabFood Indonesia Demi Yu dikutip di Deal Street Asia, kemarin (4/9).
Grab mencatat pasar layanan pesan-antar makanan di Indonesia cukup besar. Yu menyebutkan, nilai transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) di Indonesia tumbuh tiga kali lipat per Semester I 2019.
(Baca: Setelah Bertemu Jokowi, Grab Bakal Bangun Kantor Pusat di Indonesia)
Sebelumnya, CEO Grab Anthony Tan mengatakan, Indonesia merupakan pasar terbesar perusahaan. “Kami memiliki komitmen jangka panjang dalam pembangunan negeri secara berkelanjutan. Kami sangat senang dapat memfasilitasi investasi SoftBank,” kata dia beberapa waktu lalu (29/7).
Grab mendapat investasi US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,4 triliun dari SoftBank. Rencananya, dana segar itu digunakan membangun jaringan transportasi perkotaan dan transformasi layanan seperti kesehatan.
Selain itu, Grab berencana membangun kantor pusat kedua di Indonesia. Saat ini, markas besar Grab berada di Singapura. “Kami sangat memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia. Kami berada di posisi yang tepat untuk mendukung terwujudnya lebih banyak perusahaan berbasis high technology dan infrastruktur dari Indonesia,” katanya.
(Baca: Grab Berencana Ekspansi Senilai Rp 91 Triliun Demi Gulingkan Gojek)
Kantor pusat yang bakal dibangun di Jakarta tersebut menjadi pusat riset dan pengembangan (R&D). Ibu kota Indonesia ini juga akan menjadi pusat bisnis GrabFood. Grab akan berfokus untuk menciptakan solusi yang mendukung pemberdayaan wirausahawan kecil serta agen Grab-Kudo di Indonesia.
Layanan GrabFood pun meningkat dari 13 kota pada Januari 2018 menjadi 178 kota per Maret 2019. Volume pengirimannya jadi meningkat 10 kali lipat.
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata sempat mengatakan, kecepatan pengiriman GrabFood rata-rata hanya 29 menit. Selain itu, jumlah mitra meningkat delapan kali lipat. Sebanyak 80% di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Ridzki mengatakan, penghasilan mitra pengemudi yang menyediakan layanan GrabFood juga tumbuh 40%. Dia menambahkan, rata-rata pendapatan para mitra meningkat hingga 88% dalam waktu lima bulan setelah tergabung dalam GrabFood.
(Baca: Tersebar ke 178 Kota, GrabFood Klaim Pengirim Tumbuh 10 Kali Lipat)