Perkuat E-Commerce, TikTok Gencar Rekrut Pekerja di Indonesia
Pengembang aplikasi TikTok, ByteDance gencar membuka banyak lowongan kerja di Indonesia dan Singapura untuk mengembangkan bisnis e-commerce. Perusahaan asal Tiongkok ini juga membuat situs web edukasi tentang penjualan online.
Di Indonesia, TikTok membuka lowongan pekerjaan untuk posisi bisnis dan operasional. “Seperti posisi category lead, logistik, dan pengembangan bisnis," demikian dikutip dari Tech In Asia, Senin (22/2).
Sedangkan di Singapura, perusahaan mencari tenaga kerja untuk posisi pengembangan teknologi seperti software engineer dan data engineer.
TikTok juga membuat situs web edukasi tentang penjualan online bernama ‘TikTok Shop Seller University’. Ini merupakan langkah awal uji coba fitur belanja online di aplikasi bagi pengguna Indonesia.
Melalui situs tersebut, TikTok mengenalkan kepada pengguna mengenai tata cara belanja online di platform. Dikutip dari laman ini, pengguna dapat menampilkan produk melalui siaran langsung atau konten video pendek.
Sedangkan pemirsa yang ingin membeli dapat mengeklik tautan (link) di video tersebut. Setelah itu, akan dialihkan ke halaman detail produk.
TikTok merambah layanan belanja online sejak 2019. Melalui fitur ini, influencer dapat mengarahkan pengikut ke akun sponsor. Sedangkan calon konsumen dapat mengeklik tautan yang ada pada profil, lalu akan diarahkan ke toko online.
ByteDance juga berkolaborasi dengan perusahaan e-commerce asal Kanada Shopify sejak Oktober tahun lalu. Jutaan penjual di Shopify bisa mempromosikan barang dagangan mereka di platform TikTok.
"Kami sangat senang menjadi mitra pertama yang menyambut TikTok ke dunia e-commerce," kata Wakil Presiden Shopify, Satish Kanwar dalam pernyataan resmi dikutip dari Reuters, Oktober tahun lalu (27/10/2020).
TikTok juga menggandeng perusahaan jaringan perdagangan ritel Walmart untuk meningkatkan strategi periklanan. Walmart memanfaatkan fitur belanja online di TikTok untuk menyasar konsumen muda.
Kini, TikTok bersiap masuk pasar e-commerce di Tanah Air karena potensinya besar. Pada tahun lalu, Priori Data menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah terbanyak. Riset ini dilakukan di luar Tiongkok.
Di Indonesia, aplikasi video pendek itu diunduh 30,7 juta kali. Para pengguna di Nusantara rata-rata menggunakan TikTok selama 29 menit dan menonton 100 video per hari.
Pengguna TikTok paling banyak menonton video hiburan dan tarian, porsinya masing-masing 443,3 miliar dan 150,3 miliar kali per Juni 2020. Selain itu, kategori candaan (prank), olahraga, do it yourself (DIY), kecantikan dan fashion, serta memasak.
Pasar e-commerce di Tanah Air juga besar. Laporan McKinsey pada 2018 menunjukkan, pasar industri ini diperkirakan US$ 40 miliar atau sekitar Rp 589,44 triliun pada 2022. Ini disumbang dari pertumbuhan masyarakat kelas menengah, akses internet, dan kepemilikan ponsel pintar (smartphone).
Sedangkan hasil riset Google, Temasek, dan Bain and Company mengenai transaksi per sektor digital di Indonesia dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Facebook dan Bain and Company pun memperkirakan hampir 70% konsumen di Asia Tenggara beralih ke digital, sehingga totalnya menjadi 310 juta pada tahun lalu. Jumlah ini awalnya diprediksi baru akan tercapai pada 2025.
Sedangkan di Indonesia jumlahnya diperkirakan meningkat dari 119 juta pada 2019 menjadi 137 juta tahun lalu. Persentasenya pun melonjak dari 58% menjadi 68% terhadap total populasi.