4 Tantangan Pemerataan Daya Saing Digital Antarprovinsi di Indonesia

Fahmi Ahmad Burhan
23 Maret 2021, 13:39
4 Tantangan Pemerataan Daya Saing Digital Antarprovinsi di Indonesia
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Seorang teknisi XL Axiata Tbk melakukan perawatan BTS XL Axiata di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (19/3/2021).

Riset East Ventures dan Katadata Insight Center bertajuk East Ventures Digital Competitive Index (EV DCI) 2021 menunjukkan daya saing digital antarprovinsi di Indonesia semakin merata. Namun, ada empat tantangan yang masih harus diatasi.

Co-Founder sekaligus Managing Partner East Ventures Willson mengatakan, skor median indeks daya saing digital antarprovinsi di Indonesia meningkat dari 27,9 pada 2020 menjadi 32,1 tahun ini. "Namun, masih ada ketimpangan (gap),” katanya dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2021, Selasa (23/3).

Advertisement

Hal itu karena skor input digital yang lebih besar ketimbang output. Ia mencontohkan Jawa Barat.

Input dalam hal ini seperti sumber daya manusia (SDM), penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan pengeluaran untuk layanan TIK. Sedangkan output berupa perekonomian, kewirausahaan dan produktivitas, serta ketenagakerjaan.

Berdasarkan data itu, Willson menilai ada empat tantangan dalam pemerataan digital antarprovinsi di Tanah Air. Pertama, penyediaan talenta digital.

"Dalam mengatasi kesenjangan digital, membangun edukasi dan talenta digital itu penting," ujar Willson.

Ia mengibaratkan pembangunan sektor digital di daerah seperti membangun jalan. Kendaraan diumpamakan sebagai beragam platform digital. Supaya platform tetap melaju, butuh layanan seperti bengkel. 

"Bengkel itulah talenta digital. Dengan adanya ini, teknologi digital bisa sampai ke seluruh pelosok," ujar dia.

Sedangkan riset Amazon Web Services, Inc. (AWS) dan firma konsultan bidang strategi dan ekonomi, AlphaBeta menunjukkan, hanya 19% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, Nusantara butuh 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.

McKinsey dan Bank Dunia juga memperkirakan, Indonesia kekurangan sembilan juta pekerja digital hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu pegiat digital per tahun.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

The pandemic has led Indonesia to revisit its roadmap to the future. This year, we invite our distinguished panel and audience to examine this simple yet impactful statement:

Reimagining Indonesia’s Future

Join us in envisioning a bright future for Indonesia, in a post-pandemic world and beyond at Indonesia Data and Economic Conference 2021. Register Now Here!

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement