Lazada Perkuat Logistik, Perketat Persaingan dengan Shopee – Tokopedia
Lazada mengumumkan rebranding dengan cara menyatukan dua merek layanan logistik. E-commerce lain yakni Tokopedia dan Shopee juga merambah bisnis ini.
Perusahaan e-commerce asal Singapura itu menyatukan merek Lazada eLogistics (LEL) dan Lazada Express (LEX). Kini namanya menjadi Lazada Logistics.
LEL sebelumnya mengelola pemenuhan dan logistik dengan penyedia pihak ketiga. Sedangkan LEX menangani pengiriman paket ke pelanggan. Kini, semuanya dilakukan oleh Lazada Logistics.
Selain rebranding, Lazada membuat layanan baru multi-channel logistics (MCL). Ini menawarkan solusi pemenuhan stok tunggal untuk membantu enabler e-commerce dan brand di platform.
CEO Lazada Group Chun Li mengatakan, rebranding dan penambahan layanan baru itu bertujuan meningkatkan efisiensi layanan logistik. Selain itu, layanan terpadu dinilai dapat menggaet lebih banyak pengguna.
Layanan logistik juga menjadi bagian sangat penting bagi perusahaan. “Kemampuan logistik Lazada memungkinkan kami menyediakan layanan pengiriman terbaik kepada pelanggan di Asia Tenggara. Bersifat menyeluruh dan mudah bagi para penjual dan mitra," kata Chun Li dalam siaran pers, hari ini (26/8).
Dalam studi Lazada bertajuk ‘Percepatan Ekonomi Digital Indonesia melalui e-commerce’ pada kuartal IV 2020, sebanyak 65% responden menyatakan bahwa layanan logistik menjadi tantangan terbesar. Responden yang dimaksud yakni Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang belum terdigitalisasi.
Sedangkan 92% responden yang telah terdigitalisasi setuju bahwa platform e-commerce membantu mereka mengatasi tantangan dalam operasional logistik.
Saat ini, Lazada Logistics menampung lebih dari 15 ribu karyawan dan mitra kurir di Indonesia. Layanan ini hadir di 80 kota.
Pesaingnya, Tokopedia gencar berinvestasi di layanan logistik sejak 2019. Reuters sempat melaporkan bahwa e-commerce bernuansa hijau ini menyuntikan dana di dua perusahaan logistik.
Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, perusahaan memang ingin berfokus meningkatkan layanan pengiriman barang, terutama bagi para mitra penjual. “Tetapi bukan menjadi penyedia logistik langsung, namun dengan bermitra,” katanya kepada Katadata.co.id, pada 2019 (29/7/2019).
Tahun lalu, Tokopedia juga dikabarkan berinvestasi di perusahaan logistik SiCepat. Hanya, unicorn itu enggan berkomentar mengenai kabar tersebut.
Kabar investasi ke SiCepat itu pertama kali dilaporkan oleh DealStreetAsia. Sumber yang mengetahui pengembangan logistik di Tokopedia mengatakan, perusahaan melakukan investasi strategis di SiCepat untuk meningkatkan kapabilitas layanan pengiriman.
Selain itu, Tokopedia mengembangkan fitur TokoCabang. Lewat fasilitas ini, penjual bisa memanfaatkan jaringan gudang pintar untuk mengirim barang di hari yang sama ke kota lain.
Disebut gudang pintar, karena e-commerce yang terintegrasi dengan Gojek itu mengadopsi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Sedangkan Shopee mempunyai layanan logistik sendiri yaitu Shopee Express. Proses pengiriman barang yang dipesan pembeli akan langsung ditangani oleh tim resmi dari perusahaan.
Shopee juga membangun sistem logistik yang diklaim murah untuk mendorong ekspor UMKM lokal. Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, langkah ini bertujuan mendorong UMKM lokal mengekspor produk.
Layanan Shopee pun menjangkau enam negara tujuan ekspor yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan yang terbaru Brasil.
“Kami bekerja sama dengan pihak ketiga di bidang logistik (third party logistic). Jadi, dari pesawat atau kapal bisa lebih murah," katanya dalam acara virtual Media Gathering Dialog KADIN dan Shopee Indonesia bertajuk 'UMKM Indonesia Menuju Pasar Global', Juni lalu (14/6).
Shopee juga memaksimalkan fasilitas pergudangan (warehouse) yang ada di luar negeri. Dengan begitu, Shopee mengklaim bisa menurunkan biaya logistik bagi UMKM ekspor hingga 50%.