Bursa Kripto Singapura Sasar UMKM RI Setelah Raih Rp 584 Miliar
Bursa kripto asal Singapura, Zipmex meraih pendanaan seri B US$ 41 juta atau sekitar Rp 584 miliar. Perusahaan pun berfokus menyasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Pendanaan tersebut dipimpin oleh Krungsri Finnovate, anak usaha Bank of Ayudhya (BAY) di Thailand. Investor lain yang berpartisipasi yakni Plan B Media, Master Ad (MACO) of Thailand, MindWorks Capital, dan penanam modal terdahulu, Jump Capital.
Dana segar tersebut akan digunakan untuk ekspansi ke negara baru. Salah satu negara yang dituju yakni Vietnam.
Saat ini, bursa kripto itu tersedia di beroperasi di Indonesia, Singapura, Thailand, dan Australia dan menggaet satu juta pengguna. Volume transaksinya lebih dari US$ 1 miliar sejak diluncurkan pada akhir 2019.
"Kami ingin agar adopsi penggunaan aset digital terus meningkat," ujar CEO Zipmex Marcus Lim dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/9). Zipmex menyediakan akses ke berbagai layanan keuangan, termasuk pembayaran digital, pertukaran aset kripto seperti bitcoin, dan simpanan berbunga.
Selain ekspansi, dana segar tersebut bakal dipakai untuk memperluas pasar di Indonesia. Bursa kripto ini menerapkan tiga strategi:
1. Memperbanyak tim dan Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Menyasar UMKM untuk bertransaksi aset digital
Zipmex menyasar UMKM karena potensinya besar. "UMKM potensial dalam mengadopsi teknologi aset digital," kata Marcus.
Apalagi Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mencatat, 15,3 juta UMKM di Indonesia merambah ekosistem digital. Sebanyak 7,3 juta di antaranya masuk saat pandemi Covid-19.
3. Perusahaan gencar mengedukasi pasar
Head Corporate Communication Zipmex Indonesia Erdina Louise Oudang mengatakan, perusahaan mengandalkan media sosial dan komunitas untuk mengedukasi. Sedangkan di Indonesia, sudah ada 14 ribu orang yang tergabung dalam komunitas yang dikembangkan oleh Zipmex.
Menurut Erdina, Zipmex memandang pasar Indonesia potensial. "Zipmex antusias masuk ke pasar aset digital di Indonesia," katanya.
Berdasarkan data dari Badan Pengawas Pedagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti, nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 478,5 triliun hingga Juli. Angkanya naik signifikan dari Rp 65 triliun tahun lalu.