Investasi ke Teknologi Tenaga Surya – Limbah Makanan Rp 1.245 Triliun

Desy Setyowati
28 Desember 2021, 15:36
teknologi, teknologi iklim, listrik tenaya surya, investasi
Katadata
Panel surya

PwC mencatat, investasi ke teknologi iklim mencapai US$ 87,5 miliar atau sekitar Rp 1.245 triliun selama Juli 2020 – Juni 2021. Jumlahnya meningkat  210% atau tiga kali lipat dibandingkan 12 bulan sebelumnya.

Secara rinci, investasi yang mengalir ke teknologi iklim pada semester II 2020 sekitar US$ 27,5 miliar (Rp 391 triliun) dan semester I 2021 US$ 60 miliar (Rp 854 triliun).

Advertisement

Angka tersebut diperoleh dari analisis terhadap 15 solusi teknologi iklim, seperti tenaga surya, tenaga angin, limbah makanan, produksi hidrogen hijau hingga makanan alternatif atau protein rendah.

Teknologi iklim mencakup teknologi yang berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). “Dunia memiliki waktu 10 tahun untuk mengurangi separuh emisi rumah kaca global jika ingin mencapai net zero pada 2050,” kata Global Climate Leader PwC Inggris Emma Cox dalam keterangan tertulis, Senin (27/12).

PwC mencatat, investasi ke teknologi iklim stabil selama 2018 – 2020. Ini dipengaruhi oleh tren ekonomi makro dan pandemi global.

Namun investasi melonjak tajam pada semester I 2021. Ini didorong oleh peningkatan fokus pada lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan alias Environmental, Social & Governance (ESG) di pasar swasta, peraturan dan standar baru yang muncul, serta ribuan perusahaan yang berkomitmen menerapkan strategi nol emisi karbon.

Amerika Serikat (AS) memimpin dalam investasi teknologi iklim. Negara ini menarik hampir 65% dari investasi modal ventura (venture capital) yakni US$ 56,6 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement