Unicorn Silicon Valley Hadapi Tahun Terburuk, Mirip Gelembung Dot-com?

Fahmi Ahmad Burhan
9 Mei 2022, 14:04
unicorn, startup, silicon valley, startup bangkrut, gelembung dot-com
YouTube/The Big Picture
Ilustrasi gelembung dot-com

Perusahaan teknologi di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS) masif melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK dan mencatatkan penurunan harga saham tahun ini. Situasi ini dinilai sebagai yang terburuk setelah fenomena gelembung internet atau kehancuran dot-com.

Silicon Valley merupakan pusat inovasi di Amerika yang mencetak banyak perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Facebook, Google, Netflix, Tesla, Twitter hingga Yahoo. Letaknya di selatan San Francisco, California, AS. Wilayah ini menampung sekitar 2.000 perusahaan teknologi.

Advertisement

Beberapa perusahaan teknologi di Silicon Valley mencatatkan penurunan harga saham tahun ini. Harga saham startup olahraga Peloton misalnya, turun dari US$ 163 pada akhir 2020 menjadi sekitar US$ 17 pekan lalu (5/5).

The Wall Street Journal melaporkan, eksekutif perusahaan ingin menjual saham minoritas kepada investor luar. Peloton juga memberhentikan ribuan karyawan pada Februari lalu.

Harga saham unicorn investasi berbasis online untuk saham, kripto, dan emas, Robinhood mencatatkan penurunan harga saham 4,62% di Nasdaq minggu lalu (6/5). Robinhood juga memberhentikan 9% dari total karyawan penuh waktunya.

Kemudian, perusahaan teknologi Cameo, Thrasio, dan Workrise memberhentikan sejumlah pegawai di tengah pandemi Covid-19.

“Ini terjadi karena adanya sentimen negatif investor di Silicon Valley. Kejadian ini adalah yang paling buruk sejak kehancuran dot-com,” kata venture capitalist di San Francisco dan mantan eksekutif di PayPal David Sacks dikutip dari NBC News, Minggu (8/5).

Kehancuran dot-com atau gelembung dot-com terjadi pada periode 1998 hingga awal 2000-an. Saat itu, banyak perusahaan yang mencantumkan nama dot-com.

Mereka melantai di bursa efek dan mencatatkan harga saham yang meroket.  

Perusahaan dot-com saat itu banyak menjalankan model perusahaan rintisan atau startup yang bereksperimen dengan cara-cara baru dalam berbisnis. Namun, mereka tidak punya arah bisnis yang jelas dan tidak stabil.

Kemudian, gelembung dot-com meledak dan harga saham perusahaan internet itu runtuh. Bahkan banyak di antaranya yang gulung tikar.

(BACA JUGA: Kasus WeWork sinyal berakhirnya startup rugi yang gencar bakar uang)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement