Pusat Data RI Rawan Hadapi Gempa, tapi Tetap Diminati Amazon Dkk

Fahmi Ahmad Burhan
18 Mei 2022, 13:38
Pusat data, data center, amazon, alibaba, google,
Alibaba
Pusat data atau data center

EdgeConneX mengatakan, bisnis pusat data (data center) di Indonesia menghadapi tantangan seperti gempa dan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Meski begitu, sektor ini diminati oleh Amazon, Microsoft, Google hingga Alibaba.

Managing Director APAC Edgeconnex Kelvin Fong mengatakan, potensi pasar pusat data Nusantara besar. "Ini karena pertumbuhan infrastruktur digital di Indonesia yang masif," katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/5).

Menurut laporan Mordor Intelligence, pasar pusat data Indonesia US$ 1,67 miliar tahun lalu. Pasarnya diperkirakan tumbuh menjadi US$ 3,43 miliar pada 2027, dengan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) lebih dari 13%.

Structure Research juga mengungkapkan bahwa ukuran pasar colocation pusat data di Jakarta US$ 336,6 juta tahun ini. Pasarnya akan mencatatkan CAGR 22,7% hingga 2027.

Namun, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi perusahaan pusat data di Indonesia, yakni:

1. Terkait kondisi geografi

"Indonesia sering terjadi gempa dan gunung meletus. Setiap negara memang punya tantangan masing-masing. Jadi penting untuk perusahaan seperti EdgeConneX melihat tantangan itu," kata Fong.

Tantangan geografis seperti itu juga dialami oleh EdgeConneX di Jepang yang rawan gempa bumi. Perusahaan kemudian menerapkan desain pusat data yang tahan akan gempa. 

2. Ketersediaan SDM

"Perlu adanya pelatihan yang lebih kepada tenaga kerja dan rekan untuk tahu mengenai pusat data," ujarnya.

3. Regulasi dari pemerintah seperti perpajakan atau kebijakan investasi

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...