Jumbonya Ekosistem DANA Didukung Sinar Mas, Emtek, Lazada, Alibaba
Sinar Mas dan Lazada resmi menyuntik startup teknologi finansial (fintech) pembayaran DANA. Masuknya kedua perusahaan memperbesar ekosistem DANA.
Kehadiran Sinar Mas dan Lazada menambah jajaran investor di balik DANA, selain Elang Mahkota Teknologi (Emtek) dan Ant Group milik Alibaba. Grup Sinar Mas masuk melalui PT Dian Swastatika Sentosa.
VP of Corporate Communications Putri Dianita menyampaikan, Sinar Mas memberikan investasi US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,7 triliun. Sedangkan Lazada masuk lewat Emtek.
“Sinar Mas dan Lazada Group berinvestasi di DANA dalam penerbitan saham utama,” kata Putri kepada Katadata.co.id, Kamis (11/8). “Secara terpisah, Lazada juga membeli saham DANA dari Emtek sesuai keterbukaan informasi.”
Emtek melepas kepemilikan saham di DANA kepada Lazadapay Holdings Pte Ltd. Nilai investasi penjualan saham US$ 304,5 juta atau sekitar Rp 4,51 triliun.
Penjualan saham dilakukan oleh Grup Emtek melalui anak usahanya, PT Kreatif Media Karya (KMK) atas saham PT Elang Andalan Nusantara (EAN).
EAN merupakan induk usaha PT Elang Sejahtera Mandiri (ESM) yang merupakan pemegang saham pengendali PT Espay Debit Indonesia Koe (Espay) atau DANA.
Berdasarkan pengumuman perusahaan hari ini (10/8), KMK sebagai penjual telah menandatangani Akta Pengalihan 202 saham seri A dan 4.792.986 saham seri B di EAN dengan Lazadapay Holdings sebagai pembeli.
Ekosistem DANA Didukung 2 Konglomerat dan Raksasa Cina
DANA memiliki lebih dari 115 juta pengguna di Indonesia. Startup ini juga mempunyai lebih dari 900 karyawan, yang mayoritas merupakan para engineer teknologi keuangan.
Fintech pembayaran itu mengolah rata-rata lebih dari 10 juta transaksi harian.
Co-founder sekaligus CEO DANA Vince Iswara optimistis para investor terbaru akan dapat memperoleh manfaat dari teknologi, pembayaran terintegrasi, serta platform layanan keuangan milik perusahaan.
DANA berkomitmen untuk terus menjadi platform ekosistem terbuka dalam penyediaan solusi pembayaran dan layanan keuangan berbasis gaya hidup. Ditopang oleh strategi terbuka ini, total volume pembayaran atau nilai transaksi bruto DANA diprediksi tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
“Dukungan dari semua pemegang saham tentu akan memperkuat DANA, seiring kami terus meningkatkan layanan keuangan digital,” ujar Vince dalam keterangan pers, Rabu (10/8). “Kami juga percaya investasi ini merupakan bagian dari pengembangan bisnis yang akan mempersiapkan DANA untuk fase pertumbuhan selanjutnya.”
DANA juga didukung oleh konglomerat Emtek. Ekosistem Emtek dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Sinar Mas yang menjadi investor baru DANA juga memiliki ekosistem yang besar. Konglomerat ini setidaknya merambah enam sektor bisnis, sebagai berikut:
1. Agrobisnis
Pendiri Grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja membangun pabrik minyak goreng pada 1968, bernama Bitung Manado Oil Ltd di Manado. Kemudian ia mendirikan PT Kunci Mas di Rungkut, Surabaya.
Konglomerat itu pun kini mempunyai dua produk minyak goreng yakni Filma dan Kunci Mas.
Sinar Mas Grup juga mengelola perkebunan kelapa sawit dengan luas 10 ribu hektare di Sumatra Utara.
2. Pulp dan Kertas
Eka Tjipta membangun pabrik kertas PT Tjiwi Kimia pada 1972. Sinar Mas kemudian mengembangkan bisnis pulp dan kertas.
3. Keuangan
Pada 1982, Grup Sinar Mas membangun PT Internas Artha Leasing Company di bidang jasa pembiayaan. Perusahaan ini berubah nama menjadi PT Sinar Mas Multiartha Tbk.
4. Real Estate
Anak usahanya yakni PT Duta Pertiwi Tbk mengembangkan perumahan sejak 1988. Setahun kemudian, Sinar Mas mendirikan Bumi Serpong Damai dengan membangun ITC Mangga Dua dan BSD City.
Kini, anak usaha tersebut dikelola oleh Sinar Mas Land Ltd.
5. Energi dan Infrastruktur
Sinar Mas Grup mulai merambah sektor energi dan infrastruktur lewat PT Dian Swastatika Sentosa Tbk pada 1998. Kegiatan usaha utamanya yakni sektor uap dan pembangkit tenaga listrik, pertambangan batu bara, perdagangan besar, dan multimedia.
6. Telekomunikasi
Pada Agustus 2009, Grup Sinar Mas mengakuisisi PT Smartfren Telecom Tbk. Ini merupakan gabungan dari produk telekomunikasi seperti Smart, Fren, Esia, Hepi, AHA hingga BOLT!.
Selain kedua konglomerat itu, DANA didukung oleh raksasa teknologi Cina Alibaba. Raksasa e-commerce ini berinvestasi di DANA melalui Lazada dan Ant Group.
Lazada melalui Lazadapay Holdings Pte Ltd membeli saham DANA di Emtek US$ 304,5 juta atau sekitar Rp 4,51 triliun.
Penjualan saham dilakukan PT Kreatif Media Karya (KMK) atas saham DI PT Elang Andalan Nusantara (EAN).
EAN merupakan induk usaha PT Elang Sejahtera Mandiri (ESM) yang merupakan pemegang saham pengendali PT Espay Debit Indonesia Koe (Espay) atau DANA.
KMK menjual 6% saham EAN Rp 76 miliar pada 30 Desember 2020. Alhasil kepemilikan KMK di EAN turun dari 55% menjadi 49%.
Kini, KMK kembali melepas saham EAN. Pembelinya yakni Lazadapay, yang juga didukung oleh Alibaba.
Alibaba memiliki 45% saham EAN per akhir 2020. Sebagai raksasa teknologi, perusahaan Cina ini memiliki beragam bisnis, di antaranya:
- Alibaba.com, e-commerce yang berdiri sejak 1999
- 1688.com, pasar grosir domestik di Cina
- Taobao
- Alimama di bidang teknologi pemasaran
- Tmall, platform Business to Consumer (B2C) yang menyasar konsumen kelas atas
- AliExpress di sektor logistik
- Alibaba Cloud di bidang komputasi awan (cloud)
- Cianiao Network, operator platform data logistik
- Ant Financial di bidang layanan keuangan
- Alibaba Picture di bidang film dan hiburan
- Youku yakni web streaming
Sedangkan gurita bisnis Ant Financial dapat dilihat pada Infografik di bawah ini:
Investor baru DANA yakni Lazada juga memiliki ekosistem yang luas. E-commerce ini mencatatkan nilai transaksi bruto alias GMV di Asia Tenggara meningkat menjadi sekitar US$ 21 miliar atau sekitar Rp 302 triliun tahun lalu.