Puluhan Startup RI PHK Total Ribuan Pekerja, Peneliti: Belum Puncaknya

Desy Setyowati
29 November 2022, 16:31
phk, startup, ruangguru, grab, goto
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Setidaknya ada 23 startup yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK di Indonesia sejak awal tahun. Total karyawan yang di-PHK mencapai ribuan. Namun pengamat menilai, ini belum mencapai ‘puncaknya’

Yang terbaru, unicorn finansial teknologi (fintech) di bidang investasi Ajaib melakukan PHK terhadap 67 pegawai. Alasannya sama seperti Ruangguru, GoTo maupun Shopee yakni makro ekonomi.

“Untuk memastikan kesiapan perseroan menghadapi kondisi makro ekonomi yang tidak menentu, kami terpaksa melakukan perampingan,” kata manajemen Ajaib kepada Katadata.co.id, Selasa (29/11).

Sedangkan daftar startup yang melakukan PHK di Indonesia sejak awal tahun, di antaranya:

  1. Xendit
  2. Carsome
  3. Shopee Indonesia
  4. Grab
  5. Tokocrypto
  6. MPL
  7. Lummo
  8. Tanihub
  9. Mamikos (belum ada konfirmasi)
  10. Zenius (dua kali PHK)
  11. JD.ID
  12. Line
  13. Beres.id
  14. Pahamify
  15. LinkAja
  16. SiCepat
  17. Yummy Corp (belum ada konfirmasi)
  18. Bananas
  19. Ruangguru
  20. GoTo
  21. Sirclo
  22. KoinWorks
  23. Ajaib

Meski begitu, Executive Director ICT Institute Heru Sutadi menilai bahwa puncak startup PHK belum terjadi. “Ini belum puncaknya, karena kami belum tahu apa yang akan terjadi pada 2023,” kata dia kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu (25/11).

Sedangkan sejumlah ekonom memprediksi terjadi resesi global tahun depan. Hal ini tentu akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

“Jika benar 2023 ekonomi gelap, otomatis startup satu per satu akan meneruskan proses efisiensi, termasuk mengurangi pegawai dalam jumlah besar,” ujar dia.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan startup terpaksa melakukan PHK, di antaranya:

1. Kesulitan mendapatkan investasi

Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk ‘e-Conomy Southeast Asia 2022’, modal tersedia atau dry powder investor model ventura Asia Tenggara US$ 15 miliar tahun ini. Nilainya menurun dibandingkan tahun lalu US$ 16 miliar.

Modal ventura diperkirakan hanya berinvestasi di startup portofolio atau yang sudah didanai ketimbang menjelajahi perusahaan rintisan baru.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani, Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...