Elon Musk dan Pejabat PBB: AI Seperti ChatGPT Berisiko Besar soal HAM

Desy Setyowati
19 Februari 2023, 11:42
chatgpt, elon musk, AI
Voicebot.ai
Ilustrasi robot AI

Elon Musk dan Kepala Bagian Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Volker Turk menilai teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT bisa menimbulkan risiko terkait HAM di masa mendatang.

Lebih dari 60 negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Cina pada minggu ini menyerukan peraturan soal AI terkait pertahanan. “Ini untuk memastikan teknologi kecerdasan buatan tidak mengganggu keamanan, stabilitas, dan akuntabilitas internasional,” demikian dikutip dari RTE, Minggu (19/2).

Kekhawatiran negara-negara meningkat atas hal-hal seperti drone berbasis kecerdasan buatan atau AI, Slaughterbots yang dapat membunuh tanpa campur tangan manusia.

Mereka juga khawatir soal risiko kecerdasan buatan dapat meningkatkan konflik militer. "Saya sangat terganggu oleh potensi bahaya dari kemajuan baru-baru ini mengenai AI," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk.

"Lembaga manusia, martabat manusia, dan semua HAM berada dalam risiko serius. Ini seruan mendesak bagi bisnis dan pemerintah untuk mengembangkan pagar pembatas yang efektif dengan cepat yang sangat dibutuhkan," tambah dia.

Menurutnya, teknologi kecerdasan buatan atau AI telah memasuki kehidupan sehari-hari, merevolusi pencarian internet, mengubah cara manusia memantau kesehatan, dan menghadirkan inovasi baru seperti aplikasi yang mampu menghasilkan semua jenis konten tertulis dalam hitungan detik berdasarkan permintaan sederhana.

Kritikus telah mengangkat masalah seperti pelanggaran privasi dan algoritme yang bias.

"Kami akan mengikuti ini dengan cermat, mengerahkan keahlian khusus kami dan memastikan bahwa dimensi HAM tetap menjadi inti dari bagaimana hal ini berlanjut," kata Turk.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...