Indonesia Terima Tambahan 1.500.800 Dosis Vaksin AstraZeneca
Jakarta-Indonesia kembali menerima vaksin AstraZeneca, kali ini berjumlah 1.500.800 dosis vaksin melalui skema COVAX Facility pada Kamis (10/6). Seminggu sebelumnya, pada Sabtu (5/6), Retno menambahkan, pemerintah juga telah menerima 313.100 dosis vaksin.
“Jadi jumlah total yang kita terima gratis melalui skema COVAX Facility in telah berjumlah 8.228.400 dosis vaksin,”ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam keterangan pers virtual pada Kamis (10/6).
Jika ditambahkan secara keseluruhan, lanjut Retno, maka jumlah total vaksin yang telah diterima sampai saat ini adalah 93.728.400 dosis. Dengan perincian, Sinovac sebanyak 84,5 juta; AstraZeneca sebanyak 8,2 juta dosis; Sinopharm sebanyak 1 juta dosis.
Vaksin Sinopharm sebanyak 1 juta dosis tiba di Indonesia pada Jumat (11/6) dan akan dipergunakan dalam program vaksin Gotong Royong, yang merupakan kerjasama antara pemerintah dan perusahaan guna mempercepat langkah program vaksinasi.
Retno menyatakan saat ini Indonesia menggunakan tiga jenis vaksin, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm.
“Ketiga jenis vaksin tersebut, semuanya telah memperoleh Emergency Use Listing atau EUL dari WHO,” ujarnya.
Hal ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa vaksin yang dipakai di Indonesia telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal kualitas, keamanan dan efektivitasnya untuk digunakan pada masa darurat kesehatan.
Hingga hari ini WHO telah memberikan EUL kepada 6 jenis vaksin yaitu Pfizer, Johnson & Johnson, Moderna, AstraZeneca, Sinopharm dan Sinovac.
Retno mengakui, usaha untuk mendapatkan vaksin bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi di masa pandemi dimana pasokan vaksin masih terbatas sementara kebutuhan dunia akan vaksin sedemikian besarnya.
“Pemerintah akan terus berupaya dan bekerja keras guna mengamankan pasokan vaksin bagi kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.
Dia melanjutkan, beberapa negara yang telah melakukan vaksinasi secara luas, berhasil menurunkan angka penyebaran virus secara signifikan. Inggris misalnya, telah mampu menurunkan kasus harian hingga di sekitar 5.000 dari sebelumnya, 60 ribu kasus perhari, setelah dosis vaksin yang diberikan mencapai 101,51 persen populasi.
Contoh lainnya adalah Amerika Serikat yang mampu menurunkan kasus baru per harinya dari sekitar 300 ribu menjadi 12 ribu per hari, setelah dosis vaksin yang diberikan mencapai 91,57 persen populasi.