Strategi E-Commerce Merebut Pasar Belanja Online Saat Normal Baru

Cindy Mutia Annur
13 Juni 2020, 16:13
tokopedia, bukalapak, blibli, shopee, ecommerce, virus corona, pandemi corona, covid-19
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi, seorang pria berbelanja barang elektronik di salah satu situs online. Perusahaan e-commerce menyiapkan strategi khusus untuk merebut pasar saat normal baru.

Selama dua hari Lebaran tahun ini, Intan melanjutkan, perusahaan melihat adanya peningkatan penjualan dibandingkan saat Lebaran tahun lalu pada kategori handphone, hobi & koleksi, serta motor. Oleh karena itu, perusahaan bakal terus memantau dan berkomunikasi dengan para mitra penjualnya untuk memastikan ketersediaan produk di platform Bukalapak demi memenuhi kebutuhan konsumen.  

"Kami juga tetap konsisten menyediakan beragam produk UMKM berkualitas dari berbagai kategori dengan keuntungan diskon menarik dan potongan serta gratis ongkos kirim," ujar dia. 

(Baca: Memaksimalkan Big Data untuk Menunjang Strategi E-commerce)

Public Relations Lead Shopee Aditya Maulana Noverdi mengatakanperubahan yang terjadi pada konsumen dalam memasuki fase normal baru membuat perusahaan menyiapkan sejumlah strategi. Caranya dengan memberikan tawaran yang menarik agar pengguna dapat berbelanja online di platformnya.

Pelanggan juga bisa menemukan berbagai produk dengan promo khusus yang ditawarkan oleh Shoppee. Selain itu, Aditya mengatakan perusahaan menyediakan layanan berbasis lokasi yang bisa membantu pengguna mencari toko penjual terdekat dari tempat tinggal mereka dan dikirim langsung melalui layanan same day service. Perusahaan pun menawarkan berbagai program seperti gratis ongkos kirim, pengiriman lebih cepat, flash sale sembako 50%, dan sebagainya.

Vice President Public Relations Blibli Yolanda Nainggolan mengatakan perusahaan juga mempunyai sejumlah strategi dalam menghadapi normal baru. "Kami akan menyiapkan tiga hal, yaitu meluncukan fitur dan layanan inovatif, mendukung pertumbuhan bisnis para seller, mulai dari FMCG hingga UMKM, serta berperan dalam program pemerintah khususnya dalam membantu UMKM go online," ujar Yolanda kepada Katadata.co.id, Jumat (12/6). 

Yolanda mengatakan, perusahaan bakal memperluas layanan logistiknya. Salah satunya, perusahaan telah meluncurkan Scheduled Delivery, yakni fitur yang memungkinkan pelanggan dapat memilih waktu pengiriman produk BlibliMart (groceries) untuk sampai di depan rumah.

Fitur ini tersedia di Jabodetabek dan delapan kota lainnya, yaitu Bandung, Yogya, Solo, Semarang, Deli Serdang, Makassar, dan Denpasar. Selain itu, perusahaan memperkenalkan metode pembayaran baru yaitu PayLater.

Yolanda mengatakan perusahaan juga meluncurkan berbagai produk baru salah satunya yakni Virtual Tour di Kategori Tour & Travel, yakni paket perjalanan di mana pelanggan bisa mengikuti tur domestik dan internasional yang dilakukan melalui live video streaming. Perusahaan pun menggiatkan sejumlah inisiatif guna mempermudah pengusaha untuk berjualan online. Mulai dari layanan warehousing hingga pengiriman, membuka kesempatan bisnis dari rumah, meniadakan komisi untuk produk terkait Covid-19 seperti masker, herbal dan produk makanan, hingga mengadakan pelatihan literasi digital bagi para UMKM.

Selain itu, ia melanjutkan, perusahaan juga menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra pemerintah seperti dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) untuk memperkenalkan para UMKM binaannya ke platform online.

Menanggapi riset Facebook dan Bain & Company, Yolanda mengatakan perusahaan melihat bahwa pelanggan menggunakan berbagai platform online untuk berbelanja mulai dari media sosial hingga e-commerce. "Namun, e-commerce menyediakan pengalaman berbelanja yang berbeda dibandingkan media sosial karena platform e-commerce memang dirancang untuk menonsumsi dan bertransaksi produk ritel," ujar dia.

Apalagi, ia melanjutkan, secara garis besar e-commerce melakukan proses verifikasi kepada para mitra penjual untuk menjaga kualitas produk dan layanan yang diterima pelanggan. Selain itu, menurut Yolanda, platform e-commerce juga sudah otomatis terhubung pada sistem pembayaran dan logistik yang memberikan pelanggan dan mitra penjual pengalaman ritel yang mudah dan nyaman.

(Baca: Peminat Barang Impor Capai 30%, E-Commerce Dorong Produk Lokal)

Sebagai informasi, Riset Facebook dan Bain & Company menunjukkan, 44% konsumen di Asia Tenggara, yang merupakan pengguna internet, berbelanja bahan pokok secara online selama pandemi corona. Kedua perusahaan memperkirakan, kebiasaan ini masih akan menjadi tren meski memasuki normal baru.

“Tren ini akan tetap ada,” demikian dikutip dari laporan bertajuk 'Southeast Asia Digital Consumer Trends That Shape the Next Normal', Rabu (10/6).

Hal itu terjadi karena sebagian besar masyarakat diminta mengurangi aktivitas di luar rumah guna menekan penyebaran virus corona. Selain itu, 77% konsumen tersebut lebih sering menyiapkan makanan di rumah, ketimbang membeli ataupun makan di restoran.

Riset tersebut berdasarkan data survei YouGov di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada April 2020. Penelitian itu mengamati para konsumen yang telah berbelanja secara online selama enam bulan terakhir, termasuk wawancara dengan para petinggi perusahaan dan modal ventura.

Berdasarkan riset tersebut, berbelanja melalui media sosial meningkat 35% dibanding sebelum pandemi Covid-19. Lalu, melalui video streaming tumbuh 35%, aplikasi percakapan seperti WhatsApp 30%, e-commerce 23%, dan pesan-antar makanan seperti GoFood dan GrabFood naik 17%.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...