TikTok Suntik Tokopedia, Shopee dan Lazada Disokong Dana Besar

Desy Setyowati
14 Desember 2023, 12:13
Shopee, TikTok, Tokopedia, Lazada, alibaba,
Katadata/Desy Setyowati
Shopee, TikTok, Tokopedia, Lazada

Pengumuman TikTok menyuntik Tokopedia menandai era baru persaingan e-commerce Indonesia. Induk Shopee mengubah strategi, sedangkan Lazada dikabarkan meraih dana segar dari Alibaba.

Alibaba dikabarkan kembali menyuntik Lazada US$ 634 juta atau sekitar Rp 9,8 triliun ketika TikTok menggaet Tokopedia. Total investasi yang diberikan US$ 1,8 miliar tahun ini.

KrASIA melaporkan, Alibaba Group menambah investasi ke Lazada tiga kali tahun ini. Rincian nilai investasi sejak 2016 sebagai berikut:

  • April 2016 US$ 1 miliar
  • Juni 2017 US$ 1 miliar
  • Maret 2018 US$ 2 miliar
  • Mei 2022 US$ 378 juta
  • September 2022 US$ 912,5 juta
  • Desember 2022 US$ 342,5 juta
  • April 2023 US$ 353 juta
  • Juli 2023 US$ 845,4 juta
  • Desember 2023 US$ 634 juta

Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada Lazada. Namun belum ada tanggapan.

Alibaba menyuntik kembali Lazada setelah menyusun strategi untuk menghadapi ancaman persaingan dengan Tencent Group, PDD Holdings, Shopee, dan lainnya.

Suntikan modal tambahan Alibaba ke Lazada juga berbarengan dengan kemitraan strategis antara TikTok Shop dengan Tokopedia milik GoTo Group. Ini juga menandakan persaingan yang semakin ketat di Indonesia dan Asia Tenggara. 

Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia juga dinilai dapat berdampak pada rencana Lazada memperluas kehadiran di Indonesia dengan cara yang hemat biaya dan berkelanjutan.

Lazada merupakan salah satu bisnis perdagangan internasional utama bagi Alibaba.

Alibaba berfokus meningkatkan tingkat monetisasi Lazada melalui peningkatan layanan bernilai tambah, seperti yang ditunjukkan dalam laporan tahunan terbaru perusahaan.

Induk Shopee Ubah Strategi

Sebelum TikTok dan Tokopedia mengumumkan bekerja sama, induk Shopee yakni Sea Ltd mengubah strategi bisnis e-commerce.

Sea Group mencatatkan rugi US$ 144 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun pada kuartal III. Padahal sebelumnya perusahaan Singapura ini untung tiga kuartal berturut-turut.

“Sebagian besar kerugian disebabkan oleh Shopee,” kata CEO Momentum Works Jianggan Li dalam keterangan pers, pada November (16/11).

Jianggan Li menyoroti pertumbuhan nilai transaksi bruto alias GMV Shopee 5% secara tahunan atau year on year (yoy) dan 11,2% secara kuartalan atau quarter to quarter (qtq) menjadi US$ 20,1 miliar atau sekitar Rp 311 triliun selama kuartal III.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...