Moratorium Tarif E-Commerce WTO Diperpanjang hingga 2026

Hari Widowati
2 Maret 2024, 19:17
Ilustrasi tarif transmisi transaksi digital
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/nz
Moratorium Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas tarif bea masuk untuk transmisi digital, sebuah pilar utama pengembangan internet selama beberapa dekade, diperpanjang hingga 2026.
Button AI Summarize

Moratorium Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas tarif bea masuk untuk transmisi digital, sebuah pilar utama pengembangan internet selama beberapa dekade, mendapatkan penangguhan pada menit-menit terakhir, pada Jumat (1/3). Namun, kesepakatan ini akan memaksa perusahaan-perusahaan teknologi dan e-commerce untuk menghadapi masa berlaku bea masuk transmisi digital ini pada tahun 2026.

Pertemuan tingkat menteri ke-13 WTO di Abu Dhabi pada jam-jam terakhirnya menghasilkan kesepakatan untuk memperpanjang moratorium hingga pertemuan tingkat menteri berikutnya dalam dua tahun. Masa berlaku yang sulit akan membutuhkan negosiasi yang lebih ekstensif pada saat itu.

"Beberapa negara mungkin menganggapnya sebagai kesempatan untuk mulai bekerja dalam membangun sistem tarif yang akan mulai berlaku pada tahun 2026," kata seorang sumber yang dekat dengan perundingan tersebut kepada Reuters, Jumat (1/3).

India, yang telah meminta konsesi di bidang pertanian, memblokir perpanjangan tersebut. Namun, India kemudian berubah sikap setelah adanya permintaan dari tuan rumah Uni Emirat Arab. Alhasil, perpanjangan moratorium selama dua tahun menjadi satu-satunya hasil yang signifikan dari pertemuan tersebut.

Hanya sedikit pakar perdagangan yang mengetahui seperti apa tarif digital dalam praktiknya. Moratorium WTO ini diluncurkan pada tahun 1998 untuk mendorong pertumbuhan internet yang masih muda dan telah diperbarui secara berkala sejak saat itu.

Saat ini, perusahaan-perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Microsoft telah meraup pendapatan ratusan miliar dolar. Hal ini membuat semakin banyak negara menginginkan bagian dari kekayaan tersebut dan tarif bea masuk menawarkan jalan yang potensial.

"Bea masuk semacam itu akan mempersulit perusahaan-perusahaan yang mengandalkan data dan layanan digital - yang secara efektif adalah semua perusahaan di zaman sekarang," ujar Naomi Wilson, yang mengepalai kebijakan perdagangan di Dewan Industri Teknologi Informasi, sebuah kelompok industri di Washington, seperti dikutip Reuters.

"Jadi, ini lebih dari sekadar masalah teknologi besar atau masalah negara maju. Ini benar-benar akan merusak keseluruhan ekonomi digital," kata Wilson.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...