LinkAja Akan Perluas Fitur Syariah ke Negara Lain, Sasar Haji & Umrah
PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja meluncurkan layanan pembayaran syariah meski ada pandemi corona pada hari ini (14/4). Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran ini juga menargetkan bisa menyediakan LinkAja syariah di negara lain yang penduduk muslimnya banyak.
Perusahaan berpelat merah itu mengklaim, LinkAja syariah merupakan uang elektronik berbasis syariat pertama di Indonesia, dan satu-satunya. Komisaris Utama LinkAja Heri Supriadi berharap, layanan ini unggul di Tanah Air.
“Pada dasarnya kami bisa agregasi ke negara-negara yang komunitas muslimnya besar. Jadi, kami bisa memimpin digitalisasi keuangan syariah di Indonesia,” kata Heri saat video conference, Selasa (14/4). “Saya pikir potensi itu banyak ke Pakistan, Bangladesh, dan lainnya.”
(Baca: LinkAja Rilis Layanan Pembayaran Syariah Pertama RI meski Ada Corona)
Potensi pasarnya bisa dilihat berdasarkan databoks berikut:
Kendati begitu, perusahaan besutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu berfokus menggarap pasar Tanah Air terlebih dulu. Heri ingin, LinkAja unggul di segmen keuangan syariah digital.
Dalam jangka pendek dan menengah, LinkAja menargetkan bisa menyediakan layanan pembayaran untuk haji dan umrah. Saat ini, perusahaan tengah berdiskusi dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag).
“Ketimbang pakai tunai saat haji atau umrah, lebih praktis pakai LinkAja. Ini sudah kami diskusikan. Saya rasa, semua shareholder sangat mendukung untuk ke sana,” kata Heri.
(Baca: LinkAja Berambisi jadi Unicorn hingga Rencana Garap Pasar Syariah)
Heri juga menilai, layanan pembayaran untuk haji dan umrah tersebut potensial. “Bagusnya jadi pemenang di Indonesia dulu. Tetapi, interm, quick wins, kami bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk perjalanan haji dan umrah,” ujar dia.
Secara keseluruhan, LinkAja telah menggaet 40 juta lebih pengguna. Selain itu, ada 500 ribu lebih mitra penjual (merchant) dan satu juta warung yang menerima pembayaran ini.
Untuk layanan pembayaran syariah, LinkAja menargetkan bisa menggaet satu juta pengguna. Karena itu, perusahaan menggencarkan kerja sama.
(Baca: Hadir LinkAja Syariah, 3 Perbedaannya dengan versi Konvensional)
Untuk infaq digital, perusahaan bekerja sama dengan 1.000 masjid. Lalu bermitra dengan 11 lembaga untuk wakaf dan 23 untuk menyediakan zakat. LinkAja juga bekerja sama dengan 67 institusi untuk menyediakan layanan donasi.
Saat ini, ada beberapa layanan yang tersedia di LinkAja. Di antaranya kurban, infaq digital, isi ulang (top-up) yang didukung perbankan syariah, dan zakat.
Layanan syariah LinkAja sempat tidak bisa diakses penuh karena ada penyesuaian dari Google Play Store. Hal ini disebabkan oleh mewabahnya virus corona.
Namun, layanan tersebut terpantau sudah tersedia di Google Play Store pada sore, hari ini. (Baca: Tren Startup Merambah Pasar Syariah )