Didukung BUMN, LinkAja Berpeluang Kalahkan Go-Pay dan OVO

Desy Setyowati
5 Maret 2019, 16:51
linkaja
LinkAja
Menteri BUMN Rini Soemarno bersama dengan Direktur Finarya Danu Wicaksana sedang menggunakan LinkAja di sela-sela acara Java Jazz 2019.

Aplikasi pembayaran milik PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), LinkAja sudah bisa digunakan sejak akhir Februari 2019 lalu. Menurut Ketua umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung, LinkAja berpeluang mengalahkan Go-Pay dan OVO dalam hal penggunaan.

Memang, Go-Pay dan OVO banyak digunakan (use case) untuk beragam layanan yang ada di Gojek dan Grab. Namun, LinkAja didukung oleh beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk itu, Ignatius optimistis LinkAja bakal banyak digunakan di Indonesia dibanding Go-Pay dan OVO.

Untuk jalan tol misalnya, LinkAja bisa menjadi pilihan pembayaran walaupun saat ini masih menggunakan kartu elektronik toll (e-toll card). "Bisa saja nanti dipakai untuk bayar tol," kata dia kepada Katadata, Selasa (5/3).

(Baca: Riset Morgan Stanley Ungkap Ketatnya Persaingan OVO dan Go-Pay)


Saat ini, bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tengah melakukan migrasi atas mesin pembayaran elektronik menggunakan kartu alias Electronic Data Captured (EDC). Hal ini bertujuan agar EDC milik Himbara bisa melayani transaksi LinkAja, mulai akhir bulan ini.

Dengan demikian, pengguna bisa bertransaksi di semua mitra Himbara menggunakan LinkAja. "Linkaja dimiliki oleh perusahaan yang kuat dan digunakan oleh banyak orang. Jadi, seharusnya peluang LinkAja untuk menjadi besar amat sangat terbuka," ujar Ignatius.

Jumlah EDC milik bank

Bank Mandiri239.670
BCALebih dari 500.000
BRI302.921
BNI187.931

Sumber: riset Morgan Stanley

Terlebih lagi, LinkAja siap menjalankan strategi promosi seperti yang dilakukan oleh Go-Pay dan OVO selama ini. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, dana yang disiapkan untuk promo cukup besar, sehingga dinilai menarik dan mampu bersaing dengan pemain-pemain yang sudah ada seperti OVO atau pun Go-Pay. "Tunggu tanggal mainnya," katanya.

(Baca: Akhir Maret Semua Mesin Elektronik Bank BUMN Layani Transaksi LinkAja)


Adapun LinkAja merupakan gabungan dari aplikasi pembayaran milik BUMN. Di antaranya TCash dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), TBank dan MyQR milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), e-cash dari PT Bank Mandiri Tbk, serta yap! dan UnikQu dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Jumlah penggunaJumlah mitra
Go-Pay130 juta (jumlah unduhan aplikasi Gojek)Lebih dari 300 ribu
OVOLebih dari 115 jutaLebih dari 500 ribu
T-Cash40 juta (target 2018)100 ribu (target 2018)
Yap! BNI400 ribu (data per Maret 2018)15 ribu (data per Maret 2018)
e-Cash Bank Mandiri10 juta (data per Desember 2018)-

Sumber: Riset Katadata, diolah

Meski begitu, Pertamina dan Jiwasraya juga memiliki kepemilikan saham di Finarya. Dengan begitu, layanan dari kedua BUMN ini juga akan hadir di LinkAja.

(Baca: Bisa Diunduh Serentak, Pengguna Masih Kesulitan Menggunakan LinkAja)


LinkAja menghadirkan layanan pembayaran mulai dari tagihan seperti listrik, air, dan internet, transaksi di mitra, moda transportasi hingga pembelian di e-commerce. Pengguna juga bisa melakukan transfer uang ke sesama pelanggan dan ke nasabah bank BUMN.

Di bidang transportasi, LinkAja juga bisa digunakan untuk layanan Blue Bird, PT Kereta Api Indonesia (KAI), Trans Semarang, dan Railink. Apalagi, sebelumnya TCash juga sudah berdiskusi dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk kerja sama perihal pembayaran Kereta Rel Listrik (KRL) komuter.

Reporter: Desy Setyowati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...