GoPay, OVO hingga Bank Hadapi Risiko Sindikat Penipuan dan Deepfake

Fahmi Ahmad Burhan
25 Maret 2021, 18:31
GoPay, OVO hingga Bank Hadapi Risiko Sindikat Penipuan dan Deepfake
Katadata/desy setyowati
Ikon aplikasi fintech pembayaran

SVP Head of IT Governance, Risk and Compliance and  Information Security GoPay Ganesha Nara Saputra misalnya, tidak memungkiri adanya potensi penipuan menggunakan deepfake. “Apakah GoPay pernah mengalami ini? Pasti ada saja oknum yang berupaya mengelabui dengan cara ini,” ujar dia.

Meski begitu, ia cukup percaya diri dengan keamanan sistem GoPay. Selain itu, perusahaan menempatkan petugas khusus yang menangani keamanan siber dan data pengguna. Ini bertujuan memastikan verifikasi akun dilakukan oleh pengguna sah.

Selain itu, perusahaan bisa menerapkan prosedur khusus untuk mengantisipasi penipuan dengan deepfake. “Misalnya, ‘oke, tolong angkat tangan kiri’ atau meminta pengguna mengedipkan mata kiri,” ujar dia.

Lagipula, Ganesha menilai bahwa penggunaan deepfake untuk mengelabui sistem tidak mudah dan belum tentu sempurna. “Butuh waktu dan computing,” kata dia.

Sebelumnya, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan adanya sindikat pembobol akun yang menyasar penyelenggara pembayaran digital (e-payment) seperti OVO, GoPay hingga bank. Ia tidak menjelaskan, apakah komplotan ini terkait dengan sindikat yang ditangkap oleh kepolisian akhir tahun lalu.

Ia hanya mengatakan bahwa lokasi sindikat pembobol akun itu sudah diketahui. Namun, belum ada penyelidikan dan tindakan tegas dari penegak hukum.

"Ada satu daerah yang luar biasa, menjadi tempat sindikat pembobolan akun e-money," ujar Karaniya dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2021, Rabu (24/3). 

Ia menyampaikan, rata-rata penyelenggara e-payment seperti OVO mengetahui adanya sindikat tersebut. "Pelakunya itu lagi, itu lagi," ujar dia.

Ia pun meminta aparat penegak hukum melakukan investigasi lebih lanjut dan menindak tigas pelaku. “Sindikatnya terbuka. Daerah sudah jelas. Ini dikhawatirkan semakin meluas, volumenya semakin masif," katanya.

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Slamet Uliandi. Namun belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...