Fintech Grup Modalku Raih Rp 256 M dari Tiga Institusi Keuangan Asing
Perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Grup Modalku memperoleh dana pinjaman (debt funding) US$ 18 juta atau sekitar Rp 256 miliar dari tiga institusi keuangan global. Ketiganya yakni Helicap Investments, Social Impact Debt Fund, dan grup layanan keuangan dari Jepang.
Modalku meraih pendanaan tersebut setelah melewati pemeriksaan keuangan dan uji kelayakan risiko dengan para pendana.
Dalam kesepakatan fasilitas kredit yang terjamin itu, Helicap Securities bertindak sebagai pengurus utama dengan mandat tunggal. Helicap merupakan perusahaan pemberi pinjaman alternatif yang berbasis di Singapura.
Helicap Securities menyediakan peluang pendanaan swasta ke jaringan pemberi dana yang luas.
Co-Founder sekaligus CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, pinjaman pendanaan dari tiga institusi akan memperluas basis pendana (lender) institusional Modalku. Perusahaan sejauh ini memang gencar menggaet lender institusi.
Selain dari tiga institusi keuangan itu, Modalku dalam proses menerima pendanaan institusi lagi US$ 120 juta dari impact investor Eropa, Triodos Investment Management.
Pada 2019, anak usaha Triodos Investment Management yakni Triodos Microfinance Fund dan Triodos Fair Share Fund juga menyalurkan pendanaan pinjaman kepada Modalku. Namun, nilainya tidak disebutkan.
Tahun lalu, perusahaan juga bekerja sama dengan sejumlah bank nasional, seperti Bank Central Asia (BCA). Selain itu, menggaet Bank Perkreditan Rakyat (BPR) seperti Varia Centralartha, BPR Bekasi Binatanjung Makmur, dan BPR Sukawati Pancakanti.
Selain untuk memperluas lender institusi, pendanaan pinjaman dapat membantu perusahaan memperluas jangkauan pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Asia Tenggara. Modalku memang menargetkan bisa menyalurkan pinjaman Rp 30 triliun di kawasan hingga akhir tahun.
"Pendanaan akan kami gunakan untuk terus mengembangkan dunia pinjaman digital bagi UMKM," kata Reynold dalam siaran pers, Kamis (7/10).
Modalku menilai, potensi pasar UMKM Asia Tenggara besar. UMKM berkontribusi lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) setiap negara anggota ASEAN.
Fintech tersebut pun sudah menyalurkan pinjaman Rp 4,2 triliun pada semester pertama. Ini meningkat 60% dibandingkan tahun lalu.
"Tahun ini diharapkan menjadi peluang untuk kebangkitan ekonomi di Indonesia serta perkembangan Modalku," kata Co-Founder sekaligus COO Modalku Iwan Kurniawan dalam siaran pers, pada Juli.
Transaksi penyaluran pinjaman oleh Modalku mencapai empat juta pada 2020. Jumlahnya meningkat dua kali lipat dalam setahun.
Saat ini, Grup Modalku beroperasi di empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Modalku telah berekspansi ke Thailand pada Februari 2021.
Perusahaan pun berencana untuk menyasar pasar baru. "Setelah Thailand, kami studi pasar yang besar juga. Harapannya, kalau sudah ada kabar pasar yang jelas, kami bisa ekspansi," ujar Iwan.