Emtek Dikabarkan Masuk OVO, Kepemilikan Grab Turun Jadi 79,5%
Kepemilikan saham Grab di OVO dikabarkan 79,5% setelah sebelumnya disebut-sebut mencapai 90%. Ini karena Emtek masuk lewat Abhimata Anugrah Abadi.
Presiden Direktur Emtek Alvin Sariaatmadja memiliki 99,5% saham di Abhimata Anugrah Abadi. Berdasarkan pengajuan hukum yang dikutip oleh Nikkei Asian Review, Abhimata memiliki 12,4% saham di OVO.
Sedangkan Grab mempunyai 79,5% saham OVO. Lalu IDE Teknologi Indonesia memiliki 3,2% dan perusahaan investasi lokal Cakra Finansindo Investama memegang 4,7% saham di OVO.
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit tidak berkomentar mengenai daftar kepemilihan. Ia hanya mengatakan bahwa proses restrukturisasi OVO kini sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Hasil koordinasi yang ketat dengan para regulator telah mencapai titik final," kata Harumi kepada Katadata.co.id, Kamis malam (14/10).
Menurutnya, dengan struktur kepemilikan saham yang sudah final, OVO siap untuk masuk ke fase pertumbuhan berikutnya. "Kami berharap dapat memberikan layanan keuangan yang semakin beragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia," katanya.
Reuters sebelumnya melaporkan, Grab menambahkan kepemilikan saham di OVO dari 39% menjadi 90%. “Ini sebagai bagian dari restrukturisasi,” kata OVO seperti dikutip oleh Reuters, Senin (4/10).
DealStreetAsia sebelumnya melaporkan bahwa Tokopedia mempunyai 36,1% saham di induk OVO, Bumi Cakrawala Perkasa (BCP). Grab yang berbasis di Singapura merupakan pemegang saham terbesar yang memegang 39,2%.
Grup Lippo memegang 7,2% saham di BCP melalui dua anak usaha yakni Inti Anugrah Pratama dan Pima Ecommerce Global.
Pemegang saham lainnya yaitu Tokyo Century Corporation yang memiliki 7,5% di BCP. Lalu Wahana Inovasi Lestari yang dimiliki oleh pemilik Tokopedia Leontinus Alpha Edison dan William Taruwijaya, mempunyai 5% di BCP.
Harumi tidak berkomentar mengenai saham mana yang diambil oleh Grab. Namun tiga sumber Reuters mengatakan, decacorn Singapura itu membeli saham OVO dari Grup Lippo dan Tokopedia.
Namun, Grab harus melepaskan 5% sahamnya ke investor lokal. Ini karena aturan Bank Indonesia (BI) Nomor 22/23/PBI/2020 tentang Sistem Pembayaran menyebutkan, paling sedikit 15% saham wajib dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dan/atau badan hukum Indonesia.
Perusahaan teknologi finansial (fintech) bernuansa ungu itu mencatatkan kenaikan transaksi merchant online 76% selama semester pertama. Layanannya tersedia di lebih dari 430 kota/kabupaten dan menggaet lebih dari satu juta merchant yang terhubung dengan standar kode quick response atau QRIS.
Berdasarkan riset Kadence baru-baru ini, OVO meraih 96% tingkat kesadaran merek di Indonesia. Studi CORE Indonesia juga menunjukkan, 84% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyatakan terbantu dan transaksi cenderung meningkat setelah bergabung dengan OVO.
Perusahaan venture builder asal Singapura, Momentum Works mencatat bahwa Tokopedia mulai mengambil tindakan untuk tidak memprioritaskan OVO. Salah satunya, mengganti poin loyalitas OVO dengan milik sendiri yakni Tokocash.