Pendapatan Anjlok Imbas Risiko Resesi, Tesla Jual Bitcoin Rp14 Triliun

Fahmi Ahmad Burhan
21 Juli 2022, 12:32
tesla, kripto, bitcoin, elon musk
ANTARA FOTO/REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo/WSJ/sad.
Logo produsen mobil Tesla terlihat di kantor cabang di Bern, Swiss, Rabu (28/10/2020).

Tesla telah menjual 75% kepemilikan bitcoin atau sekitar US$ 936 juta (Rp 14,1 triliun). Produsen mobil listrik milik orang terkaya di dunia Elon Musk ini mencatatkan penurunan pendapatan dan laba di tengah ancaman resesi.

Dalam surat kepada investor, eksekutif Tesla mengungkapkan bahwa perusahaan menjual 75% kepemilikan bitcoin. Perusahaan kemudian mendapatkan pemasukan US$ 936 juta ke neraca.

Dengan begitu, aset bitcoin Tesla turun dari US$ 1,5 miliar tahun lalu menjadi US$ 218 juta saat ini. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini membeli bitcoin untuk fleksibilitas pembayaran bagi konsumen.

CEO Tesla Elon Musk mengatakan, aksi jual itu tidak boleh dianggap sebagai vonis terhadap bitcoin. Menurutnya, Tesla menjual kripto itu karena prihatin dengan likuiditas keseluruhan perusahaan.

“Kami juga belum menjual dogecoin,” kata Elon Musk dikutip dari The Verge, Rabu (21/7).

Tesla melaporkan kinerja keuangan yang buruk pada kuartal II. Perusahaan melaporkan bahwa mereka menghasilkan laba US$ 2,26 miliar atau turun 31% dibandingkan kuartal I US$ 3,3 miliar. 

Pendapatan Tesla juga turun dari US$ 18,7 miliar menjadi US$ 16,9 miliar.

Penyebab buruknya kinerja Tesla yakni inflasi dan penurunan ekonomi secara keseluruhan. Bahkan, perusahaan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 229 karyawan dari tim Autopilot dan menutup salah satu kantor di AS.

Elon Musk juga memberi tahu karyawan melalui email bahwa dia memiliki perasaan yang sangat buruk tentang ekonomi. "Kami akan mengurangi gaji tenaga kerja sekitar 10% selama tiga bulan ke depan," katanya dikutip dari Engadget, bulan lalu (30/6).

Ia memang khawatir soal resesi. Padahal, sejauh ini permintaan untuk mobil Tesla dan kendaraan listrik lainnya tetap kuat.

Selain itu, banyak indikator tradisional yang menunjukkan belum adanya penurunan permintaan. Bahkan, ada peningkatan inventaris dealer dan insentif di AS.

“Perasaan buruk Elon Musk dirasakan oleh banyak orang. Tapi kita tidak berbicara tentang resesi global. Kami memperkirakan ekonomi global landai menjelang akhir tahun. AS akan melandai, sementara China dan Eropa tidak akan pulih,” kata Kepala penelitian Ekonomi Makro Global di bank Belanda ING Carsten Brzeski.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...