Militer AS Beli Data Lokasi Jutaan Muslim di Aplikasi Muslim Pro

Fahmi Ahmad Burhan
17 November 2020, 10:41
Militer AS Beli Data Lokasi Jutaan Muslim di Aplikasi Muslim Pro
Google Play Store
Ilustrasi, aplikasi Muslim Pro

Selain militer, The Intercept melaporkan badan keamanan nasional AS menggunakan jenis data lokasi berbeda yang dikumpulkan dari nomor ponsel (simcard) untuk melakukan serangan drone terhadap tersangka anggota Taliban.

Sedangkan Israel membuat perangkat lunak (software) sendiri untuk melacak teroris dan memata-matai warga sipil. Aplikasi buatan NSO Group ini juga diekspor ke negara lain.

Software itu bisa digunakan untuk menguping pembicaraan warga sipil, memantau e-mail, meretas aplikasi, dan merekam percakapan.

Investigasi Haaretz yang mencakup 100 sumber di 15 negara mengungkapkan, Israel menjual aplikasinya itu ke diktator di seluruh dunia. Selain itu, ke negara-negara yang tidak memiliki hubungan formal dengan Israel. 

Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor yakni Bahrain, Angola, Mozambik, Republik Dominika, Azerbaijan, Swaziland, Botswana, Bangladesh, El Salvador, Panama, Nikaragua hingga Indonesia.

WhatsApp bahkan pernah menggugat NSO Group atas tuduhan peretasan di 20 negara di empat benua. Beberapa negara yang teridentifikasi mengalami peretasan yakni Meksiko, Uni Emirat Arab, serta Bahrain. Sasarannya mulai dari para diplomat, oposisi pemerintah, jurnalis, dan pejabat senior pemerintah setempat.

Dalam pernyataannya, WhatsApp mengatakan bahwa 100 anggota masyarakat sipil mengaku diretas. "Tak dapat diragukan lagi, ini pola pelecehan (teknologi) yang nyata," ujar WhatsApp dikutip dari Reuters, Oktober tahun lalu (30/10/2019).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...