Pertama Sejak 2011, Penjualan Ponsel Samsung Diramal Kurang 300 Juta
Penjualan ponsel pintar (smartphone) Samsung diperkirakan hanya 270 juta pada tahun ini. Jika ini benar, maka pertama kalinya sejak 2011 pengiriman gawai oleh perusahaan asal Korea Selatan itu kurang dari 300 juta.
Kepada ET Times, sumber internal Samsung mengungkapkan bahwa perusahaan memperkirakan hanya mampu mengirim 270 juta unit atau 90% dari target. "Ini angka terendah dalam sembilan tahun," kata sumber, dikutip dari Gadgets 360, Senin (28/12).
Itu terjadi karena pendistribusian gawai terhambat selama dua hingga tiga bulan akibat karantina wilayah alias lockdown di beberapa negara terkait pandemi corona. Berdasarkan data per kuartalan, penurunan pengiriman gadget terjadi sejak kuartal pertama.
Riset Gartner menunjukkan, penjualan smartphone secara global anjlok hingga 20% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2020. Secara rinci, pengiriman gawai Samsung turun 22,7%, Huawei 27,3%, Oppo 19,1%, dan Apple 8,2%.
Penurunan berlanjut pada kuartal II. Riset Canalys menunjukkan, pengiriman smartphone global anjlok 14%. Samsung turun 30%, Xiaomi 10%, Oppo 16%, dan merek lainnya 23%.
Sedangkan Huawei berhasil menyalip Samsung pada kuartal II, sebagaimana Databoks di bawah ini:
Namun, pengiriman ponsel mulai pulih pada kuartal III karena banyak negara memperlonggar pembatasan fisik. Selain itu, perusahaan farmasi mulai memasok vaksin virus corona.
Penjualan smartphone Samsung pun mulai meningkat dan berhasil menembus 80 juta. Sejak awal tahun hingga kuartal III, perusahaan asal Negeri Ginseng ini mengirimkan 189 juta unit dan merebut kembali posisi pertama dari Huawei.
Meski begitu, pandemi Covid-19 diperkirakan membuat pengiriman gawai Samsung tak mencapai target pada tahun ini. Namun, sumber internal Samsung mengatakan bahwa perusahaan menargetkan penjualan 307 juta unit pada 2021.
Untuk mencapai target itu, Samsung dikabarkan berfokus meningkatkan produksi gawai model 5G dan memperkuat penjualan ponsel kelas menengah-bawah pada tahun depan. Perusahaan berencana memproduksi 49,8 juta gadget andalan, termasuk seri Galaxy S21 dan ponsel lipat.
Selain Samsung, beberapa vendor smartphone berencana meningkatkan produksi, terutama 5G pada 2021. Apple misalnya, menargetkan 96 juta iPhone pada semester pertama 2021 atau naik 30% yoy.
Apple menghadirkan konektivitas 5G pada iPhone 12. Sejak saat itu, permintaan terus melonjak di pasar Eropa, Tiongkok, dan Asia. Oleh karena itu, perusahaan menggenjot produksi.
Secara keseluruhan, Apple telah mengirimkan 116 juta unit iPhone. "Sebagian besar merupakan gadget 5G," demikian dikutip dari Gizmochina, pekan lalu (15/12).
Xiaomi juga berencana meningkatkan produksi pada tahun depan. Perusahaan memesan komponen dan suku cadang untuk memproduksi 240 juta unit atau melebihi tahun ini.
Kepada pemasok, perusahaan mengatakan bahwa mereka memiliki target internal yang lebih tinggi pada tahun depan yakni 300 juta unit. Apabila ini tercapai, Xiaomi berpeluang mengalahkan Huawei dan Apple dari sisi jumlah pengiriman ponsel.
"Xiaomi menetapkan tujuan yang jauh lebih agresif untuk pemasok, karena ingin memperluas pasar sebelum pesaing lain menyusul," kata sumber yang mengetahui rencana tersebut dikutip dari Nikkei Asia Review, November lalu (2/11).
Smartphone 5G memang diperkirakan akan menjadi pendorong penjualan pada tahun depan. Sebab, telah terjadi percepatan operasi 5G di beberapa kawasan, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa Barat, dan Jepang.
Canalys memperkirakan, pengiriman ponsel naik 9,9% yoy pada tahun depan. Sedangkan, DigiTimes Research memprediksi, ponsel 5G terjual lebih dari 200 juta pada tahun ini atau berkontribusi 10% dari total. Jumlahnya diperkirakan mencapai 1,22 miliar lebih pada 2025.