Tak Hanya Apple, Google Punya Teknologi Bantu Pengguna Cuci Tangan

Sorta Tobing
16 April 2020, 18:39
Seorang pria memperlihatkan Apple Watch model baru saat pembukaan toko Apple pertama di Meksiko di pusat perbelanjaan Antara di Mexico City, Meksiko, Jumat (27/9/2019).
ANTARA FOTO/REUTERS/Luis Corte
Ilustrasi. Apple Watch kini memiliki fitur baru di tengan pandemi corona, yaitu pengingat penggunanya untuk mencuci tangan selama 40 detik.

Dilansir dari Antara, data ini juga lebih menjamin privasi lantaran hanya mencatat pola pergerakan, tapi tidak menyimpan dan menampilkan data yang berhubungan identitas atau lokasi tempat tinggal Anda.

(Baca: Zoom Diragukan Keamanannya, Ini 8 Aplikasi Lain untuk Rapat Virtual)

Namun, situs Apple ini memberikan data yang lebih terbatas ketimbang alat teknologi milik Google yang diluncurkan pada dua pekan lalu. Data mobilisasi yang diberikan oleh Google mencakup 131 negara, dua kali lebih banyak dari yang disediakan Apple.

Selain itu, data Google juga mencatat lebih banyak kategori mobilisasi, seperti kunjungan ke toko, stasiun kereta, tempat rekreasi, pusat perbelanjaan, tempat kerja, dan sebagainya. Hanya saja, data Google tidak bisa diunduh dalam bentuk dokumen pengolah kata, sebagaimana milik Apple.

Data Google juga terbilang lebih lengkap, karena merekam pola pergerakan dari seluruh pengguna Android atau IPhone yang mengaktifkan fitur lokasi dan memasang aplikasi Google Maps. Sedangkan data Apple hanya dihimpun dari penggunaan aplikasi Maps untuk menunjukan arah.

Tentu hal tersebut menjadi kelemahan Apple, mengingat tidak semua orang menggunakan aplikasi Maps ketika keluar rumah dan melakukan perjalanan, terutama untuk jenis mobilisasi dengan jarak dekat.

(Baca: Apple Maps dan Google Maps Sediakan Lokasi Tes Virus Corona)

3. Aplikasi Pelacak Pasien Covid-19

Google dan Apple bekerjasama untuk menciptakan aplikasi pelacak riwayat kontak dan interaksi antar individu. Dilansir dari The Verge, pengembangan aplikasi berbasis Bluetooth ini pertama kali diumumkan pada Jumat pekan lalu, dan akan dapat digunakan secara bebas oleh pengguna Android dan IOS pertengahan Mei mendatang.

Lalu, bagaimana cara kerja aplikasi tersebut? Sebagai contoh, hari ini Anda melakukan obrolan tatap muka dengan seorang teman. Selama mengobrol, ponsel milik Anda dan ponsel milik teman Anda yang sama-sama mengandung aplikasi, akan saling membagikan dan menyimpan sebuah kode unik lewat koneksi Bluetooth.

Suatu hari, teman Anda dikonfirmasi positif terjangkit virus corona oleh pusat pelayanan kesehatan. Ia kemudian bisa memberitahu kabar tersebut ke aplikasi, lalu akan secara otomatis menyimpannya ke dalam basis data.

(Baca: Korporasi Lawan Corona: Apple Buat Pelindung Wajah, Tesla Ventilator)

Basis data tersebut lalu akan mengirim peringatan ke aplikasi Anda, bahwa Anda mungkin telah terpapar virus corona. Aplikasi ini mengidentifikasi bahwa Anda pernah melakukan kontak atau berinteraksi dengan teman Anda yang positif Covid-19, lantaran adanya jejak pertukaran kode unik tadi.

Namun, teknologi ini bisa saja masih memiliki kelemahan. Misalnya, aplikasi mungkin akan melacak orang lain yang jelas-jelas berbeda ruangan dengan Anda. Aplikasi akan mengidentifikasi orang tersebut sebagai lawan kontak atau interaksi, hanya karena ruangannya berdekatan.

Penulis: Nobertus Mario Baskoro (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...