Kominfo Tanggapi Pemblokiran Facebook dan Twitter pada Akun soal Papua
Akun-akun itu terhubung dengan jaringan situs berita yang bernada pro pemerintah Indonesia. Hasil laporan dan wawancara Reuters dengan editor situs web dan perwira intelijen pasukan khusus menunjukkan bahwa mereka didanai dan dikoordinir oleh seorang anggota TNI.
Beberapa dari akun itu menggunakan foto profil yang menunjukkan diri sebagai warga Papua atau aktivis Papua Merdeka. Namun, konten postingan dari akun itu cenderung memuji tentara dan mengkritik para pendukung referendum Papua.
(Baca: Tangkal Hoaks, Facebook Gratiskan WHO Pasang Iklan soal Virus Corona)
Twitter mencatat ada lebih dari 60 akun yang menggunakan identitas palsu. Twitter kemudian memblokir akun itu. Meski demikian, juru bicara Twitter menolak mengomentari alasan pemblokiran akun tersebut.
Juru bicara Facebook mengatakan pihaknya telah menghapus sejumlah akun yang ditandai Reuters itu. Alasannya, akun-akun itu melanggar standar komunitas. "Penyelidikannya sedang berlangsung," kata Facebook seperti dilansir Reuters pada beberapa waktu lalu (5/3).