Twitter Tak Otomatis Hapus Video Berbahaya Skull-Breaker Challenge
Konten video gurauan Skull-Breaker Challenge marak di platform TikTok. Namun, pengguna juga mengunggahnya di media sosial lain seperti Instagram dan Twitter. Apalagi, pertumbuhan konten video di Twitter meningkat 148% saat Ramadan 2019.
(Baca: Marak Video Prank YouTuber, Ini Kata Asosiasi Ojek Online & Ahli Hukum)
Pengembang TikTok, Bytedance Technology Co dan YouTube secara tegas melarang kreator membuat konten berbahaya itu. Video yang terlanjut tayang langsung dihapus oleh TikTok.
Juru bicara TikTok mengatakan bahwa larangan membuat konten berbahaya tertuang dalam pedoman komunitas. “Kami tidak mengizinkan konten yang mendorong, mempromosikan, atau mengagungkan tantangan berbahaya yang dapat menyebabkan cedera,” katanya kepada Katadata.co.id, Senin (17/2) lalu.
Dikutip dari International Business Times, para ahli mengatakan bahwa Skull-Breaker Challenge dapat mematahkan setiap sendi pemainnya hingga merobek ligamen. Bahkan, tantangan ini dapat mengakibatkan kelumpuhan hingga kematian.
Beberapa pengguna TikTok menjadi korban Skull-Breaker Challenge. Siswa di Venezuela, dua remaja di Kanada, dan satu di Miami luka-luka akibat tantangan tersebut.
(Baca: Google Pastikan Konten di YouTube Masih Sesuai Standar Komunitas)