Masuk ke Malaysia Menuai Pro dan Kontra, Gojek Siapkan Strategi
Dari sisi agama, seorang ulama di Selangor, Malaysia Datuk Mohd Tamyes Abd Wahid mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki yang bukan mahram mengendarai sepeda motor yang sama tidak sesuai syariat Islam. “Itu tidak diperbolehkan,” katanya dikutip dari Sinar Harian.
(Baca: Ekspansi ke Malaysia, Gojek Bersaing Dengan Tiga Perusahaan Ini)
Pendiri Big Blue Taxi Services Shamsubahrin Ismail pun tidak setuju dengan kehadiran Gojek. Ia berharap, pemerintah fokus pada kebijakan tentang berbagi tumpangan dan taksi online terlebih dulu. "Gojek sebagai perusahaan transportasi tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, anak muda Malaysia pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu," katanya dikutip dari Free Malaysia Today, Rabu (21/8).
Sedangkan Pendiri Dego Ride Nabil Feisal Bamadhaj berharap, pemain lokal mendapat kesempatan untuk mengembangkan ceruk pasar dan mengukir nama mereka di negaranya sendiri. “Pemerintah boleh mengizinkan pesaing (beroperasi), tapi kami dapat pasar tertentu,” katanya.
Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad menjelaskan, rakyat bisa memilih layanan berbagi tumpangan mana yang dirasa aman. Ia mengatakan bahwa izin kepada Gojek adalah upaya pemerintah untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada negara.
“Kalau merasa tidak aman, jangan naik. Masyarakat punya pilihan, kami tidak memaksa. Pro-kontra seperti ini adalah hal biasa,” kata dia.
(Baca: Lampu Hijau Ekspansi, Gojek Tawarkan Kesempatan Kerja Baru di Malaysia)