Kominfo: Penyedia Layanan Internet yang Teledor Bisa Disanksi

Cindy Mutia Annur
21 Maret 2019, 09:40
Menkominfo Konpress Ransomware
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan keterangan pers terkait upaya penanganan serangan dan antisipasi Malware Ransomware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5).

Sementara itu, pihak Bukalapak mengakui adanya peretasan di platform mereka melalui siaran pers. Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan data yang diambil oleh peretas merupakan data-data lama dua tahun lalu. “Mungkin sudah tidak relevan lagi,” ujarnya saat ditemui di Senayan, Jakarta, Rabu (20/3).

(Baca: Bukalapak Bantah Peretasan, Sarankan 2 Langkah Pengaman Tambahan)

Menurut Fajrin, jumlah data yang diretas memang cukup banyak. Peretasan tersebut juga terjadi di beberapa perusahaan lain di luar negeri. Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan keamanan data platform-nya, ada maupun tidak ada peristiwa peretasan tersebut.

Dia juga mendorong semua pihak, termasuk penggunanya, agar menggunakan platform digital secara cerdas. “Karena terkadang mereka juga bisa terkena phising,” ujarnya. Phising yakni suatu metode penipuan dengan mengelabui target untuk mencuri akunnya. Istilah ini berasal dari kata fishing, yaitu “memancing” korban agar terperangkap dijebakannya.

Sebagaimana diketahui, peretas asal Pakistan dengan nama samaran Gnosticplayers mengatakan telah mencuri data sebanyak 26 juta akun pengguna dari enam situs internet. Dari jumlah itu, sebanyak 13 juta akun disebut berasal dari Bukalapak dan 1,12 juta dari YouthManual.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...