BPS Pakai Big Data Kumpulkan Data Pangan dan Agraria

Desy Setyowati
17 Oktober 2018, 14:38
Sensus Ekonomi 2016 BPS
Arief Kamaludin | KATADATA

"Datanya bisa kami sinkronisasi,  baik yang dikumpulkan secara manual maupun digital," kata Ari.

BPS memang sudah mengadopsi big data sejak tahun lalu untuk analisis data terkait pariwisata dan persepsi konsumen. Kendati begitu, ia mencatat ada beberapa tantangan dalam menggunakan big data.

Di antaranya kualitas data yang belum tentu bisa mewakili populasi negara; perlunya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan disiplin ilmu yang berbeda; risiko privasi, keamanan data, dan serangan siber; biaya mahal, kepemilikan data oleh swasta; serta, pemilihan metode dan platform pemroses data yang rumit.

(Baca juga: Ditopang Subsektor Tanaman Pangan, Nilai Tukar Petani Naik 0,89%)

Sementara itu, terkait pengumpulan data agrobisnis, bursa data HARA sudah menghubungkan data petani menggunakan blockchain. HARA merupakan platform pertukaran data yang merangkum profil usaha petani yang menjadi mitranya.

Data yang dikumpulkan berupa identitas petani sebagai penyedia data; geotagging seperti luas, lokasi, dan kepemilikan lahan; kultivasi seperti waktu dan jenis tanaman, pupuk dan obat yang dipakai; ekologi seperti cuaca dan tipe tanah; hingga  nilai transaksi atas penjualan hasil panen.

Kemudian, data itu digunakan untuk membantu mereka memperoleh kredit. Berbekal data itu, bank juga bisa mengukur risiko dan menentukan besaran bunga pinjaman.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...