DBS Proyeksikan Rp 3.000 Triliun Uang Elektronik Beredar pada 2030

Desy Setyowati
28 Juni 2018, 20:05
Uang elektronik TCash
Katadata/Desy Setyowati
Penjual sayur yang menerima pembayaran non-tunai dengan TCash di Pasar Modern Bintaro, Senin (14/5).

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, berkolaborasi dengan aplikasi besutan PT Dompet Anak Bangsa atau Go-Pay, ketimbang mengedepankan layanan uang elektroniknya sendiri yakni Sakuku. Apalagi, 20,7% pembayaran e-commerce dilakukan melalui internet banking pada 2016. Hal ini tentu menjadi peluang bisnis bagi perbankan.

“Kolaborasi antara fintech dengan bank akan mengubah tatanan industri keuangan, dan menyajikan keuntungan bagi semua pihak," demikian tertulis.

Selain BCA, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) juga mengadopsi teknologi dengan merilis aplikasi Jenius dan BTPN Wow! PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengadopsi aplikasi percakapan (chatting) berbasis digital, bernama Chat with your INTelligent Advisor (CINTA) dan Smart BRI New Assistant (Sabrina). Bank-bank lain juga melakukan hal serupa.

(Baca juga: PayTren Lolos, Bukalapak dan Tokopedia Masih Urus Izin Uang Elektronik)

Ke depan, DBS Group Research optimistis layanan perbankan akan lebih banyak berbasis ponsel pintar (smartphone). Ada lima faktor yang mendorong tingkat adopsi ponsel pintar ke depan yaitu harga ponsel pintar murah; data seluler semakin murah karena kompetisi yang ketat antara perusahaan telekomunikasi;  efek menular dari sosial media; pendidikan yang lebih baik; serta, meningkatnya transaksi e-commerce.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...