Pemerintah Target Prototipe Vaksin Corona Buatan RI Rampung Maret 2021
Untuk menjawab kedua pertanyaan itu diperlukan pengurutan keseluruhan genom atau Whole Genome Sequencing (WGS). Melalui WGS, LBM Eijkman akan mendapatkan informasi secara rinci mengenai jenis virus corona yang ada di Indonesia.
"Ketika nanti ada pengembangan vaksin corona di negara lain, maka kita juga bisa mengecek apakah vaksin itu dapat dipakai di Indonesia," ujar Bambang. Karena itu, pemerintah dan swasta mau tak mau harus mengembangkan vaksin sendiri.
LBM Eijkamn sudah menemukan tujuh genom, sementara Universitas Airlangga dua genom. Penemuan ini juga telah masuk Global Initiative for Sharing All Influenza Dat(a (GISAID) atau platform data virus influenza global.
(Baca: Jokowi Puji Eijkman yang Temukan 7 Genom Virus Corona)
Bahkan, Eijkman menargetkan bisa menemukan 100 WGS. Dengan begitu, mereka bisa mendeteksi jenis-jenis virus corona yang beredar di Tanah Air.
Kabar baiknya, tim Konsorsium Covid-19 didukung berbagai pihak baik swasta maupun BUMN dalam pengembangan vaksin dan teknologi untuk mengatasi pandemi corona. Produksi ventilator misalnya, didukung industri pertahanan BUMN dan perusahaan swasta.
Lalu, alat uji (test kit) dan PCR dikembangkan oleh PT Biodarma dan salah satu perusahaan swasta. "Juni ini kami targetkan bisa memproduksi alat rapid test dan PCR, 50 sampai 100 ribu unit. Lalu ventilator 200 sampai 300 unit per minggu per pabrik," ujar Bambang.
(Baca: East Ventures Himpun Rp 10 M untuk Produksi 100 Ribu Alat Uji Covid-19)