Dikabarkan Bakal Disuntik Modal SoftBank, Aruna Mengaku Cari Pendanaan

Cindy Mutia Annur
1 November 2019, 12:20
Dikabarkan bakal dapat investasi dari SoftBank, Aruna mengatakan memang sedang mencari pendanaan
Aruna
Ilustrasi, (Pertama dari kiri) Senior Director NUS Entrepreneurship Centre Prof. Wong Poh Kam, (kedua dari kiri) Senior Director, Kepala Program 10x1000 Tech for Inclusion Ant Financial Jing Huang dan (kelima dari kiri) Regional Portfolio Manager Financial Institutions Group East Asia and the Pacific IFC Mehmet Mumcuoglu menyerahkan sertifikat penghargaan kepada para finalis Alipay-NUS Enterprise Social Innovation Challenge. Dikabarkan bakal dapat investasi dari SoftBank, Aruna mengatakan memang sedang menc

(Baca: Selain Aruna, SoftBank Dikabarkan Bakal Suntik Modal Ruangguru)

Ia mengatakan, pendapatan nelayan rata-rata hanya Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per bulan. Setelah bergabung dengan Aruna, penghasilannya rerata naik menjadi Rp 6 juta sampai 7 juta per bulan. "Di Papua bisa dapat Rp 400 ribu per hari, bahkan ada yang sampai Rp 15 juta per bulan," katanya.

Farid mengatakan, perusahaannya berfokus meningkatkan efisiensi mata rantai perdagangan perikanan di Indonesia. Lewat platform-nya, nelayan bisa terhubung langsung dengan konsumen. Dengan begitu, ia mengklaim nelayan dan konsumen mendapat harga yang sesuai.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, SoftBank berjanji bakal berinvestasi di perusahaan rintisan Indonesia. “Mereka (SoftBank) juga mau masuk ke Aruna. Janjinya begitu, startup-startup baru,” kata dia, beberapa waktu lalu (13/8).

(Baca: Bos Softbank Bertemu Jokowi Senin Pekan Depan, Apa yang Ditawarkan?)

Apalagi, Luhut tengah mengembangkan program satu juta nelayan berdaulat. Caranya, dengan menggaet perusahaan teknologi seperti Aruna dan Fish On. Ia optimistis, adopsi teknologi bisa memaksimalkan pendapatan nelayan di Tanah Air.

Data dari United Nations Development Programs (UNDP) pada 2017 menunjukkan, kekayaan laut Indonesia mencapai US$ 2,5 triliun per tahun. Namun, Luhut mencatat bahwa baru tujuh persen dari potensi kekayaan tersebut yang dimanfaatkan oleh nelayan.

Selain itu, data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan bahwa jumlah nelayan Indonesia mencapai 2,7 juta pada 2017. Akan tetapi, jumlah mereka, yang mayoritas berada dalam ambang batas garis kemiskinan, terus berkurang. Nelayan menyumbang 25% dari total angka kemiskinan nasional.

(Baca: Tingkatkan Pendapatan Nelayan, Aruna Dapat Rp 622 Juta dari Alipay)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...