Kata.ai, Startup Di Balik Layanan Chatbot Veronika dan Sabrina

Yuliawati
Oleh Yuliawati
14 Juni 2018, 15:35
Chatbot Jemma
Foto dari situs Kata.ai

Pendanaan juga diikuti oleh VC milik Telkom Group MDI Ventures, Access Ventures, Convergence Ventures, VPG Asia, Red Sails Investment, serta angel investor (investor perorangan) Eddy Chan.

Dalam mengembangkan Kata.ai, Irzan didukung Jim Geovedi dalam memanfaatkan teknologi Natural Language Processing (NLP) untuk chatbot. Dengan teknologi NLP, percakapan chatbot berbahasa Indonesia menjadi lebih alamiah sesuai percakapan sehari-hari.

"Seperti Veronica, dia bisa kita tanya dengan kalimat eh cariin gue Grapari daerah Kuta dong. Dia memahami percakapan sehari-hari, baik singkatan mau pun bahasa slang," kata Irzan.

(Baca juga: Moselo, Pengembang Aplikasi Chat dan Marketplace bagi Jasa Kreatif)

Kata.ai memberikan pelayanan chatbot untuk berbagai aktivitas bisnis mulai dari pemasaran produk, transaksi jual beli hingga pengumpulan data perilaku konsumen melalui media sosial dan aplikasi pesan.

Menurut Irzan, chatbot tak kesulitan menjawab pertanyaan karena konsumen selalu memberikan pertanyaan yang repetitif.

Sebelum diaplikasikan, Kata.ai biasa terlebih dahulu mengumpulkan data berbagai pertanyaan repetitif yang masuk ke customer support perusahaan. Selain pertanyaan, Kata.ai merekam kebiasaan para konsumen.

Berbagai data tersebut kemudian dianalisis sehingga menghasilkan informasi mengenai kebiasaan konsumen. "Data tersebut kemudian dikembangkan untuk misalnya memberikan promo atau pesan yang lebih personal sesuai penggunanya," kata Irzan.

Irzan mengatakan layanan chatbot, tak hanya memberikan manfaat efisiensi namun juga memberikan peluang bagi perusahaan menciptakan bisnis baru. Irzan mengklaim aktivitas Kata.ai bukan sekedar bisnis tapi upaya memberdayakan masyarakat sehingga dapat melakukan pekerjaan yang lebih produktif.

"Pekerjaan yang repetitif dan membosankan bisa ditinggalkan. Sehingga waktu bisa kita gunakan untuk hal yang strategis dan kreatif," kata Irzan.

Orientasi Kata.ai  tak akan berhenti pada layanan chatbot, tapi juga mengembangkan teknologi kecerdasan buatan lainnya. Irzan ingin membuktikan teknologi AI pun dapat berkembang di Indonesia, bukan hanya di negara-negara maju.

Saat ini Kata.ai memiliki jumlah karyawan 50 orang yang sebagian besar para ahli Informasi Teknologi dari universitas dalam negeri. "Banyak hidden talent lulusan terbaik dari universitas dalam negeri," kata Irzan.  

Salah satu yang sedang dikembangkan Kata.ai adalah pelayanan percakapan lewat suara yang mengadopsi bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. "Bayangkan kita dapat mengobrol dengan mobil atau meja. Mungkin ke depannya tak perlu lagi membuat pesan dalam bentuk teks saat berkendaraan, atau bisa pesan makanan tanpa pelayan," kata Irzan.

Dia menyatakan selain untuk bisnis, perkembangan teknologi kecerdasan buatan dalam bentuk suara akan sangat membantu para tuna netra. "Jadi memberikan dampak sosial, kemudahan bagi para penyandang tunanetra," kata Irzan.

Bagi Irzan dalam mengembangkan startup yang terpenting adalah mengatasi persoalan konsumen, tak cukup hanya memberikan solusi lewat teknologi. "Bukan teknologi yang memaksakan konsumen tapi bagaimana menjemput bola dan memahami kebutuhan konsumen tanpa mengubah kebiasaannya," kata Irzan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...