Belva Luruskan Kabar Soal Mayoritas Investor Ruangguru Asal Singapura

Desy Setyowati
22 April 2020, 20:22
CEO Belva Bantah Mayoritas Investor Ruangguru Asal Singapura
Ruangguru
Pendiri Ruangguru Belva Devara dan Iman Usman

Sedangkan Traveloka disebut-sebut memiliki perusahaan cangkang (special purpose vehicle/SPV) berbasis di Singapura Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd. Perusahaan ini dikabarkan mengambil alih Pegipegi pada 5 Januari 2018.

(Baca: Traveloka Dikabarkan Akuisisi Pegipegi Lewat SPV di Singapura)

Polemik terkait startup Indonesia yang disebut-sebut milik Singapura juga dialami Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Pertengahan tahun lalu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode sebelumnya, Thomas Trikasih Lembong mengatakan bahwa keempat unicorn ini bukan milik Indonesia.

Namun, Thomas lantas meralat pernyataannya itu dan mengaku salah melihat laporan. Ketiga unicorn dan decacorn Tanah Air tersebut juga sudah membantah dan memberikan pernyataan resmi.

Sebenarnya, investor startup bisa berasal dari negara mana pun. Investor asing juga turut membeli saham emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun surat utang yang dikeluarkan pemerintah.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penananam Modal BKPM Yuliot sempat mengatakan, perusahaan rintisan membutuhkan pendanaan dari investor asing. Penyebabnya ada dua yakni sulit mendapat pemodal dalam negeri dan tingginya bunga pinjaman.

Padahal, ia mencatat ada sekitar 2 ribu startup muncul setiap tahunnya di Indonesia. “Untuk dapat pinjaman di dalam negeri, persyaratannya ketat. Tingkat suku bunganya tinggi. Ya mereka cari investor dari luar negeri. Jadi akan ada inflow dan multiplier effect dari kegiatan seperti ini,” kata dia, pada Agustus tahun lalu.

(Baca: Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak Bantah Jadi Unicorn Singapura)

Lagi pula, pemerintah memberikan insentif untuk investasi prioritas. Misalnya, punya nilai tambah di dalam negeri, pengembangan kawasan pariwisata, dan lainnya. Harapannya, insentif seperti ini bisa meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Untuk investasi di bawah US$ 100 miliar, maka kepemilikan asingnya dibatasi 49%. Sedangkan untuk investasi lebih dari US$ 100 miliar, asing boleh memiliki saham perusahaan nasional hingga 90%. Hal ini dilakukan agar industri dalam negeri bisa tumbuh dengan adanya tambahan modal.

Sejauh ini, investor Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka tercatat di Indonesia. “Mereka tercatat sebagai pemegang saham. Uangnya ya kami harus cek ke Bank Indonesia (BI) lagi. Ya ada capital inflow-nya. Bisa dilihat FDI data BI cukup positif,” kata dia.

(Baca: Hindari Polemik Ruangguru, Adamas Belva Mundur dari Staf Khusus Jokowi)

DisclaimerEast Ventures adalah salah satu investor Katadata

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...