Indonesia di Ambang Resesi, Investor Minta Startup Lebih Waspada

Cindy Mutia Annur
7 Agustus 2020, 11:30
Indonesia Diambang Resesi, Investor Minta Startup Lebih Waspada
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Ilustrasi, sejumlah pengendara melintas di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (7/5/2020).

Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) sekaligus CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro. Ia mengimbau para petinggi startup untuk memperpanjang runway bisnis.

Salah satu caranya, dengan mengurangi biaya promosi atau ‘bakar uang’, gaji pegawai, atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Langkah PHK ini juga sudah dilakukan beberapa perusahaan rintisan, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:

Ketua Amvesindo Jefri Sirait mengatakan, startup dituntut untuk mengatur arus kas (cashflow) secara baik. "Dulu cerita startup 'bakar uang', biaya pemasaran, riset. Tapi ke depan untuk bisa bertahan, perlu cash flow," katanya.

Selain itu, startup dituntut untuk terus berinovasi. "Saat pandemi, waktu bertahan itu ditentukan seberapa cepat dia mengubah diri. Oleh karena itu, dituntut inovasi," ujarnya.

Berdasarkan riset Katadata Insight Center (KIC), sekitar 50% startup Indonesia hanya mampu bertahan setahun. Survei ini dilakukan terhadap 139 responsen, selama Mei-Juni lalu.

Sebanyak 10,1% responden mengaku tak mampu bertahan hingga akhir Juni. Lalu, 20,1% bisa bertahan sampai bulan depan saja.

Namun, 48,9% optimistis bisa bertahan hingga lebih dari setahun. Datanya bisa dilihat pada Infografik di bawah ini:

Daya Tahan Perusahaan Digital Terhadap Pandemi
Daya Tahan Perusahaan Digital Terhadap Pandemi (Katadata)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...