Enam Sektor Startup Dilirik meski Investor Lebih Irit saat Pandemi

Desy Setyowati
2 November 2020, 14:19
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (USD) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020). Pada perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2020) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 91 poin dilevel Rp14.650 pe
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi

Sebelumnya, Ketua Amvesindo Jefri Sirait mengungkapkan lima acuan dalam menanamkan modalnya kepada perusahaan rintisan. Pertama, mengkaji sektor mana saja yang bisa tumbuh saat Pandemi Covid-19 seperti finteche-commercedan pendidikan.

Sektor fintech dinilai sangat potensial, karena ada banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses keuangan (unbanked). Selain itu, pemerintah termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) mulai terbuka dengan industri ini. Begitu juga dengan perbankan.

Kedua, investor memperkirakan dampak dari uji tuntas (due diligence) yang dilakukan di tengah pandemi virus corona. Uji tuntas adalah proses investigasi atau audit terhadap produk atau investasi potensial, untuk memastikan kebenaran semua materi yang dilaporkan.

“Meski itu tidak mudah. Dikaji mana yang negatif, lalu sisi positifnya apa dalam jangka waktu lama untuk menjadi acuan akselerasi,” kata Jefri saat mengikuti acara virtual bertajuk ‘Startup Merdeka di Era Pandemi’, Agustus lalu (27/8).

Investor memperkirakan portofolionya akan berada pada posisi yang mana saat pandemi usai. Apakah startup itu akan dapat melaju kencang, atau tumbuh dengan cepat namun menghadapi banyak tantangan.

Ketiga, investor menganalisis exit strategy pada startup yang diberi modal. Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian.

Bentuk exit strategy seperti mencatatkan saham perdana di bursa saham (initial public offering/IPO), merger dan akuisisi, dan lainnya. “Modal ventura biasanya mau exit (strategy). ‘Oh kami akan dapat capital gain’,” kata dia.

Akan tetapi, modal ventura berfokus mengembangkan ekosistem di tengah pandemi ini. “Agak sulit meletakkan bermacam-macam strategi saat ini. Maka, harus selalu memastikan seluruh portofolio melakukan strategi keuangan yang disipilin,” katanya.

Keempat, berfokus pada investasi tahap awal (seed funding), seri A, dan putaran pendanaan yang sedang berjalan. “Tampaknya, modal ventura mengalokasikan lebih banyak uang untuk perusahaan yang menggalang pendanaan lanjut,” katanya.

Terakhir, sebagian modal ventura melihat pagebluk corona ini menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi. Sebab, valuasi startup menurun. “Tetapi, kami tidak melihat rencana investasi yang agresif. Banyak modal ventura yang berpikir jangka panjang,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...