SoftBank Suntik Startup Social Commerce RI Super, Apa Potensinya?

Fahmi Ahmad Burhan
29 April 2021, 12:24
SoftBank Suntik Startup Social Commerce RI Super, Bisnis Potensial?
Super
Startup Super

Super mengoperasikan gudang pusat, bersama dengan hub yang lebih kecil dan dekat dengan pembeli. Sebagian besar produk Super dipasok oleh merek FMCG regional.

Pesanan dalam jumlah besar itu dikirim ke agen, yang kemudian melakukan pengiriman jarak jauh ke pembeli. Ini menekan harga dengan membuat rantai pasokan lebih efisien dan memungkinkan pengiriman dalam 24 jam, tanpa bergantung pada penyedia logistik pihak ketiga.

“Kami terkesan dengan pengetahuan dan komitmen yang mendalam dari tim Super untuk wilayah Indonesia yang kurang terlayani. Kami percaya bahwa tim yang benar-benar lokal seperti mereka akan dilengkapi dengan baik untuk menavigasi dan membangun platform di pasar hiperlokal ini,” kata mitra SoftBank Ventures Asia Cindy Jin.

Super bersaing dengan KitaBeli, ChiliBeli dan Woobiz. Dalam laporan McKinsey berjudul ‘The Digital Archipelago: How Online Commerce is Driving Indonesia’s Economic Development’ pada 2018, penjualan di e-commerce diprediksi tumbuh delapan kali lipat menjadi US$ 40 miliar pada 2022.

Sedangkan penjualan di social commerce diramal US$ 25 miliar. Proyeksi ini belum menghitung dampak pandemi virus corona.

Facebook dan Bain and Company memperkirakan nilai transaksi belanja online di Indonesia hampir US$ 72 miliar atau sekitar Rp 1.047,6 triliun pada 2025. Angka ini melonjak dibandingkan proyeksi awal US$ 48 miliar, karena pandemi.

Managing Partner di AC Ventures Adrian Li pun menyampaikan bahwa pertumbuhan e-commerce khususnya yang berfokus pada kebutuhan sehari-hari tergolong besar, terutama di kota tier dua dan tiga. “Model team-buying yang ditawarkan oleh KitaBeli memanfaatkan media sosial untuk menciptakan pengalaman pengguna yang menyenangkan dan sticky,” kata dia, dikutip dari siaran pers, Agustus tahun lalu (25/8/2020).

Pengalaman itu dapat mendorong pembelian barang kebutuhan pokok harian dengan frekuensi tinggi. “Mereka ada di posisi terbaik untuk membangun cerita teknologi konsumen selanjutnya di Indonesia,” ujar Li.

Meski potensinya besar, CEO Mandiri Capital Eddi Danusaputro menilai bahwa social commerce lebih berfungsi sebagai pemasaran awal. Sedangkan e-commerce memberikan layanan hulu ke hilir, mulai dari pembuatan toko, pembayaran hingga pengiriman.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...