Mantan Pejabat Cina Semprot Investor yang Dorong Startup ‘Bakar Uang’

Desy Setyowati
15 September 2021, 13:28
startup, bakar uang, cina, startup bakar uang
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas.
Sejumlah calon pembeli memilih pakaiaan baru saat berburu diskon di salah satu pusat perbelanjaan di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (30/4/2021).

Zhou menyerukan perusahaan untuk menegakkan ‘garis bawah moral’. “Bank investasi dan modal ventura tidak boleh membabi buta dalam memperluas atau mendorong merger yang tidak tepat. Tetapi harus melakukan yang terbaik dalam hal yang benar,” katanya.

Pada awal 2020, investor Gojek, Northstar Group juga menilai bahwa ‘bakar uang’ merupakan strategi bisnis yang tidak sehat. Alasannya, perang harga hanya menghasilkan artificial demand atau permintaan yang semu.

“Itu adalah perang yang tidak sehat,” kata Co-Founder sekaligus Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo dalam acara Indonesia Data and Economy Conference atau IDE Katadata 2020 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta pada Januari 2020 (30/1/2020).

Patrick mengatakan, istilah Winner Takes It All tidak harus disematkan kepada pemain yang gemar ‘bakar uang’. Menurut dia, istilah itu lebih tepat untuk perusahaan rintisan yang berfokus pada inovasi dan pengembangan teknologi yang berfokus menyelesaikan persoalan masyarakat (social machine).

(BACA JUGA: Pandemi Corona Pukul Ekonomi RI, Startup Masih Minat Bakar Uang?)

Ia tidak sepakat jika suatu perusahaan, termasuk asing, merasa bisa membeli pasar Indonesia dengan menerapkan harga yang murah. Hal itu sama saja dengan dumping.

Namun, dia tidak heran strategi ‘bakar uang’ masih dilakukan beberapa perusahaan di Tanah Air. Sebab, peraturan terkait ekonomi digital yang relatif baru belum terlalu jelas diatur.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...