GoTo, Shoppe, Grab PHK, Google Ungkap Kondisi Startup Indonesia

Desy Setyowati
18 November 2022, 15:57
shopee, grab, goto, gojek, tokopedia, phk
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Itu baru menghitung e-commerce, berbagi tumpangan (ride hailing) seperti taksi dan ojek online, pesan-antar makanan, perjalanan wisata atau online travel agent (OTA), gim, video on demand (VoD) atau streaming film, music on demand (MoD), serta periklanan.

Sedangkan transaksi khusus teknologi finansial (fintech) baik pembayaran, pinjaman online (lending), investasi, remitansi, maupun asuransi, nilainya mencapai US$ 275,4 miliar atau Rp 4.283 triliun.

Dengan demikian, transaksi ekonomi digital di Indonesia, termasuk fintech mencapai US$ 352,4 atau Rp 5.514 triliun.

“Indonesia, Vietnam, dan Filipina jelas menjadi ‘titik panas’ investasi di tahun-tahun mendatang,” demikian isi laporan e-Conomy SEA 2022, akhir bulan lalu (27/10).

Rincian GMV ekonomi digital di Indonesia dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:

Proyeksi transaksi ekonomi digital di Indonesia
Proyeksi transaksi ekonomi digital di Indonesia (e-Conomy SEA 2022 & Katadata/DesySetyowati)

Meski transaksi hampir mencapai Rp 6.000 triliun, beberapa startup melakukan PHK dan menutup layanan, atau bahkan bangkrut. Salah satu penyebabnya adalah ketatnya pendanaan dari investor modal ventura.

Pendanaan ke startup Indonesia dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:

Pendanaan ke startup Indonesia
Pendanaan ke startup Indonesia (e-Conomy SEA 2022 & Katadata/DesySetyowati)

Google, Temasek, dan Bain mencatat bahwa modal ventura di Asia Tenggara memiliki modal tersedia atau dry powder US$ 15 miliar atau sekitar Rp 233,5 triliun. Nilainya turun dibandingkan tahun lalu US$ 16 miliar.

Namun, “modal ventura kemungkinan hanya berinvestasi di startup portofolio atau yang sudah didanai ketimbang menjelajahi perusahaan rintisan yang belum terbukti (kinerjanya),” demikian dikutip.

Meski begitu, mereka menilai bahwa investasi ke startup Asia Tenggara tetap diminati. Kalaupun berinvestasi, investor dari kalangan modal ventura mencari perusahaan rintisan yang valuasinya turun.

“Tujuannya, mencari Return on Investment atau ROI yang lebih tinggi,” demikian dikutip. ROI adalah persentase profit yang bisa didapat dari total jumlah aset investasi.

Daftar startup bangkrut di Indonesia yakni:

  1. Fabelio
  2. Sorabel
  3. Stoqo
  4. iFlix
  5. AiryRooms
  6. UangTeman

Sedangkan daftar startup yang menutup layanan di Indonesia yaitu:

  1. Hooq
  2. Beres.id
  3. Gojek
  4. Brambang
  5. Mobile Premier League (MPL)
  6. Sayurbox
  7. Tanihub
  8. Trafi
  9. Blocknom
  10. HappyFresh
  11. Traveloka
  12. Bananas

Sedangkan startup yang melakukan PHK sejak awal tahun yakni:

  1. Xendit
  2. Carsome
  3. Shopee Indonesia
  4. Grab
  5. Tokocrypto
  6. MPL
  7. Lummo
  8. Tanihub
  9. Mamikos (belum ada konfirmasi)
  10. Zenius (dua kali PHK)
  11. JD.ID
  12. Line
  13. Beres.id
  14. Pahamify
  15. LinkAja
  16. SiCepat
  17. Yummy Corp (belum ada konfirmasi)
  18. Bananas

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...