Riset UGM: Driver Ojol Kerja di 3 Aplikasi Sekaligus, Berdampak Stres
“Kecenderungan yang kami temukan berdasarkan temuan data di lapangan, pengemudi ojek online atau ojol multi-platform merasa khawatir dan cemas ketika mendapatkan dua atau lebih order masuk pada waktu yang hampir bersamaan,” kata Mutiara dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (5/10).
Salma Nur Rahmasari menambahkan, para pengemudi ojek online atau ojol merasa tidak cukup jika hanya bergabung dengan satu aplikasi, terutama setelah era ‘bakar uang’ berakhir.
Menurut pengemudi ojek online atau ojol, bergabung dengan lebih dari satu aplikasi berbagi tumpangan bisa meningkatkan pendapatan. “Tuntutan ekonomi menjadi faktor utama,” katanya.
Selain itu, Doni dan Syahriza menjelaskan bahwa fleksibilitas kerja belum memberikan kesejahteraan bagi pengemudi ojek online alias ojol. Para driver juga mengeluhkan status kemitraan dan payung hukum yang dinilai memberikan celah eksploitasi dari perusahaan berbagi tumpangan.
"Oleh karena itu, perlu upaya mitigasi untuk mengatasi masalah payung hukum tersebut, serta dampak psikologis yang dialami oleh pengemudi ojek online atau ojol,” ujar Doni.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, sejumlah pengemudi ojek online alias ojol memang mendaftar di lebih dari satu aplikasi. Mereka juga seringkali mengaktifkan beberapa aplikasi sekaligus saat beroperasi.
Namun ada juga yang hanya mendaftar di satu aplikasi, karena merasa kewalahan jika mendapatkan order di banyak platform sekaligus.