Riset: Pendapatan Ojol Kini Pas-pasan, Ingin Jadi Pekerja Kantoran
Riset menunjukkan pendapatan ojek online kini pas-pasan. Sedangkan riset lainnya menyebutkan, 66% driver ojol dan kurir ingin bekerja sebagai pekerja kantoran.
Hasil penelitian Mahasiswa Doktoral London School of Economic (LSE) Muhammad Yorga Permana terhadap 1.000 kurir dan pengemudi ojek online (ojol) menunjukkan 66% dari mereka ingin menjadi pekerja kantoran.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap ojol di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada 2021 - 2022.
“Dua pertiga dari mereka mengungkapkan bahwa jika dapat memilih, mereka lebih memilih pekerjaan tradisional dengan jam kerja 9 sampai 5 daripada menjadi pengemudi ojek online,” kata Yorga dalam laman resmi LSE.
Ada tiga hal yang mendorong pengemudi ojek online atau ojol kini ingin menjadi pekerja kantoran:
- Janji terkait pendapatan dinilai tidak sesuai
- Jumlah pesaing atau pengemudi ojek online tumbuh signifikan
- Guncangan ekonomi akibat pandemi corona
Sebelumnya survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan, rata-rata pengemudi ojek online atau ojol bekerja 6 – 12 jam per hari. Sedangkan penghasilan mereka pas-pasan.
“Jam kerja didominasi 6 - 12 jam per hari (42,85%),” ujar Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno dalam keterangan pers, pada Oktober (9/10/2022).
Namun ia tidak memerinci data durasi jam kerja pengemudi ojol berikut persentasenya.
“Waktu operasi pengemudi ojek belum memperhatikan aspek kelelahan yang akan berpengaruh terhadap keselamatan,” tambah Djoko.