Aruna PHK Pegawai saat Pendanaan Seret

Ringkasan
- Aruna melakukan PHK karyawan hingga 40% sebagai bagian dari restrukturisasi strategis untuk keberlanjutan bisnis jangka panjang.
- Restrukturisasi ini merupakan dampak dari tantangan besar di sektor perikanan yang mempengaruhi persepsi investor dan akses pendanaan.
- Dugaan fraud pesaing Aruna, eFishery, disebut turut memperketat pendanaan di sektor *agritechdan *aquatech*, membuat investor lebih berhati-hati.

Pesaing eFishery yakni Aruna melakukan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. Jumlahnya dikabarkan 40% dari total karyawan.
Dikutip dari DealStreetAsia, Aruna melakukan PHK secara bertahap selama Desember 2024 sampai Januari 2025.
Aruna membenarkan adanya PHK, namun tidak memerinci jumlahnya. “Aruna telah mengambil keputusan sulit untuk menyesuaikan tenaga kerja sebagai bagian dari restrukturisasi strategis,” kata Co-Founder sekaligus CEO Aruna Indonesia Farid Naufal Aslam dalam siaran pers, Sabtu (1/3).
Farid menjelaskan restrukturisasi bertujuan memastikan keberlanjutan bisnis Aruna dalam jangka panjang. Meskipun terdapat perubahan organisasi, perusahaan menegaskan tetap berkomitmen terhadap transparansi dan praktik bisnis yang bertanggung jawab.
“Kami masih akan terus fokus meningkatkan produktivitas dengan memperkuat operasional, serta mengeksplorasi peluang strategis untuk ekspansi bisnis yang berkelanjutan,” kata Farid.
Ia juga menyampaikan sektor agribisnis, khususnya perikanan, menghadapi tantangan besar yang berdampak pada persepsi investor dan memperketat akses pendanaan bagi perusahaan di industri ini.
Farid tidak memerinci tantangan besar yang dimaksud, namun beberapa perusahaan modal ventura mengatakan bahwa kasus dugaan fraud atau kecurangan eFishery berpengaruh besar terhadap kepercayaan investor.
Managing Director OCBC Ventura Darryl Ratulangi menilai kasus dugaan fraud eFishery berdampak negatif terhadap kepercayaan investor di dalam negeri maupun global, serta menjadi peringatan bagi industri.
“Kasus seperti ini mungkin sudah terjadi berkali-kali di Indonesia, tetapi jarang terungkap. Sekarang investor menjadi lebih sadar dan akan lebih disiplin dalam menilai bisnis yang mereka danai,” kata Darryl dalam acara Investment Outlook 2025 di Jakarta, bulan lalu (5/2).
Dalam jangka pendek, menurut dia dugaan fraud eFishery akan membuat investasi ke startup perkebunan atau agritech, perikanan alias aquatech, dan pinjol atau fintech peer-to-peer lending berkurang. Alasannya investor lebih berhati-hati.
“Jadi sementara waktu sektor-sektor yang lebih beresiko seperti aquatech, agritech, atau fintech lending yang banyak kejadian, pasti akan dihindari sementara waktu,” katanya.