Teknologi Ini Pangkas Invensi Vaksin Corona dari 10 Tahun jadi 6 Bulan

Cindy Mutia Annur
27 Januari 2020, 11:59
Teknologi Ini Pangkas pembuatan Vaksin Corona dari 10 Tahun jadi 6 Bulan
ANTARA FOTO/REUTERS/cnsph
Ilustrasi, seorang staf medis merawat seorang pasien dengan pneumonia yang disebabkan oleh virus corona baru di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan, di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, Rabu (22/1/2020).

Untuk mengembangkan vaksin nCoV-2019 tersebut, CEPI bekerja sama dengan mitra terdahulu yakni perusahaan farmasi Inovio dan Universitas Queensland. Selain itu, dengan mitra baru yaitu perusahaan bioteknologi Moderna Inc dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID)AS.

CEPI dan Universitas Queensland mengembangkan vaksin penjepit molekuler dengan nilai investasi US$ 10,6 juta. Cara kerja vaksin ini menyintesis protein dari virus.

Virus yang terselubung seperti influenza memiliki protein di permukaan yang melebur menjadi sel inang selama infeksi. Protein itu bersifat antigenik sehingga kebal, tetapi pada dasarnya tidak stabil.

(Baca: Kemenkes: Pasien Suspek Virus Corona di RSPI Hanya Infeksi Pernapasan)

Virus cenderung berubah bentuk ketika memproses ekspresi gen, sehingga tidak mencerminkan bentuk protein pada permukaannya. Akibatnya, respons imun—yang diinduksi dengan vaksin ini—tidak menghasilkan antibodi yang efisien mengunci virus.

Untuk itu, vaksin penjepit molekuler menyintesis protein permukaan virus, sehingga imun bisa menginduksi respons dan mengenali virus tersebut. Dengan begitu, bisa tercipta antibodi yang dapat membunuh virus itu secara cepat.

Dalam pengembangan vaksin tersebut, Moderna dan NIAID akan memproduksi vaksin mRNA untuk mengatasi virus corona. (Baca: Waspada Virus Corona, Ini Langkah Pencegahannya)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...