Huawei Proyeksi Adopsi Jaringan 5G di Indonesia Paling Lambat 2022
Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Ismail menjelaskan, penetapan frekuensi 5G ini akan mengikuti ekosistem internasional. Maksudnya, penetapan frekuensi 5G akan mengkaji banyak tidaknya vendor yang mendukung.
(Baca: Langkah Kominfo agar Adopsi 5G di Indonesia Lebih Efisien)
Langkah tersebut dinilai lebih efisien, karena semakin banyak perangkat 5G yang dibuat maka biayanya menjadi lebih murah. “Ini supaya lebih efisien bagi operator untuk investasi,” kata dia kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu (2/7).
Hal ini menindaklanjuti kajian Kementerian Kominfo bahwa pengguna harus membayar tiga kali lebih banyak dari saat ini, jika ingin menggunakan 5G. Alasannya, perusahaan telekomunikasi harus membangun BTS 5G lebih banyak dibanding 4G.
Pembangunan BTS 5G lebih rapat dibanding 4G, supaya kecepatan internetnya maksimal. “Jadi, belanja BTS-nya juga akan lebih banyak,” katanya. Karena itu, penetapan frekuensi 5G harus menyesuaikan banyak tidaknya vendor pendukung guna mengimbangi biaya yang dikeluarkan operator.
(Baca: Kominfo Prioritaskan Jaringan 5G Untuk Konsumen Bisnis di Luar Jawa)