Huawei Diblokir, Giliran Tiongkok Beri Peringatan Perusahaan AS
Pemerintah Tiongkok bertemu dengan perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Microsoft dan Dell serta Samsung dari Korea Selatan pada Selasa (4/6) dan Rabu (5/6) lalu. Dalam pertemuan itu, pemerintah Tiongkok memberi peringatan kepada ketiga perusahaan terkait konsekuensi jika menuruti larangan administrasi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan administrasi yang dimaksud adalah larangan penjualan teknologi buatan AS ke perusahaan Tiongkok. Namun, sumber New York Times yang mengikuti pertemuan tersebut tidak menjelaskan secara rinci konsekuensi yang bakal diterima ketiga perusahaan, jika mengacuhkan peringatan pemerintah Tiongkok.
Namun, juru bicara Microsoft di Seattle Dominic Carr enggan berkomentar terkait pertemuan tersebut. Begitu pun perwakilan Samsung dan juru bicara Dell di Hopkinton, Massachusetts, Dave Farmer tidak mau berkomentar perihal pertemuan tersebut.
(Baca: Huawei Masuk Daftar Hitam Perdagangan, Putin Sebut AS Egois)
Selain ketiga perusahaan itu, pemerintah Tiongkok mengundang pembuat semikonduktor Arm of Britain dan SK Hynix dari Korea Selatan. Namun perwakilan Arm di Austin, Texas, Phil Hughes maupun SK Hynix tidak mau berkomentar.
Pertemuan ini berlangsung setelah Kementerian Perdagangan Tiongkok mengumumkan kebijakan terkait daftar perusahaan dan individu yang ‘tidak bisa dipercaya’. Namun tidak disebutkan nama perusahaan atau individu tersebut. Langkah ini dianggap sebagai upaya Tiongkok membalas pemerintah AS yang memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan.
(Baca: Google: Masuknya Huawei Dalam Daftar Hitam Bisa Bahayakan AS)
Badan perencanaan ekonomi pusat Tiongkok, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional memimpin pertemuan tersebut. Pertemuan itu juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Industri dan Teknologi Informasi.
Keterlibatan ketiga badan ini dianggap sebagai bentuk komitmen pemerintah Tiongkok dalam menggalang dukungan bagi Huawei. “Ada persepsi kuat di Beijing bahwa pemerintah AS berniat menumpulkan peningkatan teknologi Tiongkok,” ujar Kepala geoteknologi di konsultan Grup Eurasia Paul Triolo dikutip dari New York Times, kemarin (8/6).
Menurut Triolo, konfrontasi antara kedua negara itu memiliki implikasi politik bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping. Presiden Xi dan partainya akan dianggap tidak mampu mempertahankan masa depan ekonomi Tiongkok, jika konfrontasi dengan AS menghancurkan Huawei dan menghempaskan rencana peluncuran teknologi jaringan 5G.
(Baca: Bantu Huawei, Pemerintah Tiongkok Keluarkan Lisensi 5G)