Bantu Huawei, Pemerintah Tiongkok Keluarkan Lisensi 5G
Pemerintah Tiongkok memberikan lisensi jaringan 5G untuk komersial kepada tiga operator pada Kamis (5/6) lalu. Pemberian lisensi ini lebih cepat dari perkiraan beberapa analis. Langkah ini dinilai bisa mempercepat adopsi jaringan 5G di Tiongkok, sehingga bisa membantu Huawei.
Ketiga operator yang mendapat lisensi jaringan 5G untuk komersial adalah China Mobile, China Unicom, dan China Telecom. “Ini langkah penting untuk mempercepat pembentukan (Tiongkok sebagai) ‘negara adidaya internet'," kata Chairman China Mobile Yang Jie dikutip dari Financial Times, kemarin (6/6).
(Baca: Huawei Kena Perang Dagang, Pengiriman Ponsel Pintar Diprediksi Turun)
Sebagaimana diketahui, pemerintah Amerika Serikat (AS) memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan. Padahal, Huawei tengah fokus menyediakan layanan jaringan 5G di beberapa negara, termasuk AS dan Indonesia.
Menurut analis telekomunikasi di Jefferies, Edison Lee, pemerintah Tiongkok seolah ingin menunjukkan bahwa kebijakan AS tersebut tidak menghalangi kemajuan jaringan 5G di Negeri Tirai Bambu. Caranya, dengan mengeluarkan lisensi jaringan 5G kepada ketiga operator.
Sebab, dengan adanya lisensi tersebut, ketiga operator bisa menggunakan jasa Huawei. Menurut Lee, hal ini bisa menangkal kekhawatiran AS terkait dugaan spionase dan pencurian kekayaan intelektual yang ditujukan kepada Huawei.
(Baca: XL Axiata Gandeng Huawei untuk Perkuat Kualitas Jaringan)
Di Indonesia, operator seperti PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel dan XL Axiata menggunakan teknologi Huawei untuk memperkuat layanan 5G. Huawei pun mengklaim, perusahaannya sudah menandatangani 46 kontrak komersial 5G di 30 negara dan mengapalkan lebih dari 100 ribu Base Transceiver Station (BTS).
Huawei memprediksi, 2,8 miliar orang mengadopsi teknologi 5G pada 2025. “Teknologi 5G hadir lebih cepat dari yang kami kira. Perkembangan perangkat 5G kini sudah sama cepatnya dengan perkembangan jaringan,” ujar Deputi Chairman Huawei Ken Hu dalam siaran pers, pertengahan April lalu.
Seiring dengan berkembangnya 5G, ia memperkirakan teknologi lain seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud) akan banyak digunakan. Sebab, tingkat keterlambatan proses pengiriman data atau latensi jaringan 5G lebih rendah dibanding generasi sebelumnya.
(Baca: Frekuensi Diatur Oktober, Indosat dan XL Axiata Siapkan Jaringan 5G)