Frekuensi Bekas TV Analog Akan Dipakai untuk Percepat 5G Tahun Depan

Desy Setyowati
11 Desember 2020, 11:53
Strategi Kominfo agar 5G Bisa Diadopsi Tahun Depan
ANTARA FOTO/REUTERS/JASON LEE
Ilustrasi, seorang insinyur berdiri di bawah stasiun pangkalan antena 5G dalam sistem uji lapangan SG178 Huawei yang hampir membentuk bola di Pusat Manufaktur Songshan Lake di Dongguan, provinsi Guangdong, China, Kamis (30/5/2019).

Sebelumnya, ia mengungkapkan empat tantangan pengembangan 5G di Indonesia. Pertama, fiberisasi kabel atau upaya memodernisasi jaringan dengan cara menghubungkan BTS melalui jalur fiber.

Untuk itu, perangkat BTS harus diperbarui. Selain itu, peranti pengirim sinyal gelombang mikro (microwave) pada kabel diubah menjadi fiber optik.

Tanpa fiberisasi, kecepatan internet dengan penerapan 5G tidak akan maksimal. “Akan terjadi perlambatan atau bottlenecking di jaringan masing-masing operator, sehingga masyarakat tidak memperoleh manfaat 5G secara maksimal,” katanya kepada Katadata.co.id, September lalu (29/9).

Ia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama dari penerapan 2G hingga 4G. Oleh karena, infrastruktur termasuk jaringan fiber ingin dipersiapkan terlebih dulu sebelum menerapkan 5G. “Fiberisasi ini isu krusial,” kata dia.

Kedua, harmonisasi regulasi dengan pemerintah daerah (pemda). Utamanya, untuk memberikan kemudahan dan fleksibilitas lebih kepada operator telekomunikasi dalam mengakses tiang, saluran, dan gedung saat membangun jaringan 5G.

Ketiga, frekuensi. Terakhir, mengkaji ekosistem yang tepat untuk menggunakan 5G, salah satunya di kawasan industri.

Sedangkan Menteri Kominfo Johnny Plate mengatakan, pemerintah sudah menguji coba 5G terkait pembelajaran jarak jauh melalui interaksi holografik, operasi jarak jauh, internet of things (IoT) untuk kota pintar (smart city) dan kendaraan otonom saat Asian Games 2018.

Tahun ini, kementerian memfokuskan uji coba terkait kemungkinan koeksistensi antara jaringan 5G dan Fixed Satellite Service (FSS) untuk digunakan di pita 3,5 GHz. Ini salah satu langkah untuk mempercepat alokasi spektrum 5G.

Langkah itu dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan spektrum frekuensi 2.047 MHz dalam pemanfaatan jaringan seluler broadband, baik 4G maupun 5G di semua lapisan pada 2024. “Sangat penting untuk menanam dan menumbuhkan kembali spektrum 5G ini,” ujar Johnny dalam acara virtual bertajuk ‘Indonesia 5G Roadmap & Digital Transformation’, Kamis (10/12).

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...