Saingi AS, Tiongkok Targetkan 6G Rilis Komersial Pada 2030

Fahmi Ahmad Burhan
8 Juni 2021, 08:51
Gelaran 6G secara komersial di Tiongkok ditargetkan berlangsung pada 2030.
SCMP/Youtube
Satelite 6G yang diluncurkan Tiongkok

Upaya Tiongkok yang menargetkan 2030 peluncuran 6G secara komersial merupakan cara untuk bisa mengalahkan Amerika Serikat (AS) dalam teknologi 6G. Sedangkan AS juga tak ingin kalah dengan Tiongkok.

Tak Mau Kalah, AS Kembangkan 6G

AS telah mengkaji pengembangan 6G sejak 2019. Saat itu, mantan Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Negeri Paman Sam bakal mengadopsi 6G sesegera mungkin.

Pengembang standar telekomunikasi AS atau Alliance for Telecommunications Industry Solutions (ATIS) juga telah meluncurkan Next G Alliance terkait 6G. Raksasa teknologi seperti Apple Inc, AT&T Inc, Qualcomm Inc, Google, dan Samsung Electronics Co masuk dalam aliansi ini. 

Selain mengembangkan 6G, AS menekan industri 5G Tiongkok. Caranya, dengan memblokir layanan 5G Huawei dan mendorong negara-negara di Eropa untuk melakukan hal serupa. 

Direktur industri teknologi informasi dan komunikasi Frost and Sullivan di AS Vikrant Gandhi mengatakan, kedua negara berlomba-lomba mengembangkan dan mematenkan 6G karena potensinya besar. Teknologi ini juga diprediksi menguasai revolusi industri berikutnya. "Kemungkinan persaingan untuk kepemimpinan 6G akan lebih sengit daripada 5G," kata Gandhi dikutip dari The Star, Februari lalu (14/2).

Tidak hanya kedua negara itu, Korea Selatan juga merupakan negara yang serius mengembangkan teknologi 6G. Mereka siap menginvestasikan US$ 169 juta atau setara dengan Rp 2,4 triluin selama periode 2021 dan 2026. 

Rencananya, teknologi 6G asal Korea Selatan memiliki kecepatan transmisi data hingga satu terabyte per detik. Teknologi tersebut memiliki kecepatan lima kali lebih cepat dibanding layanan 5G.

Finlandia yang telah menerapkan teknologi 5G juga sedang mengembangkan penelitian jaringan 6G. Proyek tersebut dipimpin oleh University of Oulu dan berkolaborasi dengan perusahaan internasional.

Melansir dari Business Finland,  program 6G Flagship memiliki anggaran sebesar 251 juta euro atau senilai dengan Rp 3,6 triliun selama periode 2018-2026.  Sebagian dana tersebut dibiayai oleh Academy of Finland dan dioperasikan bersama dengan Nokia, VTT Technical Research Centre of Finland, Aalto University, BusinessOulu, and Oulu University of Applied Sciences.

Teknologi 6G diperebutkan oleh beberapa negara karena memiliki kecepatan 100 kali lebih cepat dibandingkan 5G. Kemampuan unduh mencapai satu terabyte per sekon (Tbps) atau sekitar 142 jam film dalam sedetik.

Gelombang sinyal 6G menempati pita spektrum 300GHz hingga 3 terahertz. Frekuensi itu lebih tinggi ketimbang 5G yang berada di antara 30-300GHz. Sedangkan kecepatan berbanding lurus dengan spektrum frekuensi. 

Selain itu, 6G menjanjikan latensi yang jauh lebih rendah yakni 0,1 milidetik. Sedangkan tingkat keterlambatan pengiriman data 5G sekitar satu milidetik. 

Dengan kemampuan itu, negara yang mengadopsi 5G atau 6G bisa menghadirkan berbagai teknologi baru seperti hologram, augmented reality (AR), atau virtual reality (VR).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...